kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor menyerbu masuk reksadana


Rabu, 11 November 2015 / 08:58 WIB
Investor menyerbu masuk reksadana


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sepertinya investor semakin pandai dan tidak panik. Buktinya, mereka memanfaatkan fluktuasi pasar modal untuk masuk ke reksadana. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dana masuk atau subscription reksadana hingga September 2015 mencapai Rp 196,9 triliun.

Sedangkan dana keluar atau redemption mencapai Rp 161,92 triliun pada periode yang sama. Dengan demikian, net subscription sekitar Rp 34,98 triliun. Nilai tersebut mengalahkan realisasi tahun lalu yang mencatat subscription dan redemption masing-masing Rp 181,58 triliun dan Rp 164,36 triliun.

Sedangkan total nilai net subscription mencapai Rp 17,22 triliun. "Investor memanfaatkan kelesuan pasar saham serta obligasi untuk melakukan akumulasi," ujar Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo, Jakarta, Selasa (10/11).

Meningkatnya subscription juga dipengaruhi oleh bertambahnya produk baru tahun ini. Menilik data OJK, jumlah reksadana bertambah, dari 894 produk di akhir tahun 2014 menjadi 1.016 di September 2015. Per Oktober 2015, jumlah tersebut bertambah menjadi 1.037 produk.

Senada, Head of Operation dan Business Development Panin Asset Management Rudiyanto juga mengatakan kenaikan subscription ditopang oleh banyaknya penerbitan produk baru, baik reksadana konvensional ataupun terproteksi dan penyertaan terbatas.

Banyaknya pembelian di awal tahun juga ikut menyumbang pertumbuhan subscription reksadana. Saat itu, investor sangat optimistis terhadap kondisi pasar. Pembelian reksadana juga terjadi saat pasar turun pertengahan tahun ini.

"Sejumlah investor memanfaatkan penurunan untuk menambah posisi investasi," ujar Rudiyanto.

Gencarnya strategi pemasaran reksadana yakni investasi secara berkala juga memicu kenaikan subscription. Investor yang tahun-tahun sebelumnya rajin berinvestasi berkala, melanjutkan tahu ini. "Ada juga dana dari institusi, seperti asuransi, dana pensiun dan dana yayasan," tutur Rudiyanto.

Tidak hanya itu, semakin maraknya program reksadana mikro dengan minimal investasi Rp 100.000, juga berkontribusi terhadap nilai pembelian reksadana. Program ini juga menyumbang angka pertumbuhan jumlah investor.

"Investor juga cenderung melakukan trading reksadana karena kondisi pasar fluktuatif. Ini juga memicu tingginya nilai pembelian," kata Rudiyanto.

Optimisme investor Vice President Investment Quant Kapital Investama Hans Kwee mengatakan, investor memanfaatkan koreksi pasar saham sehingga masuk ke reksadana dengan nilai aktiva bersih (NAB) per unit reksadana dengan harga murah.

Mayoritas subscription di Quant Kapital Investama juga berupa institusi. "Pada pertengahan bulan ini akan masuk sekitar Rp 30 miliar hingga Rp 40 miliar dari institusi," kata Hans.

Dia memperkirakan, serbuan subscription para investor reksadana masih akan ramai hingga akhir tahun. Investor mempertimbangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tertekan tahun ini dan diprediksi akan bisa bullish di tahun depan. "Sehingga return investasi juga ikut terangkat," ujar dia.

Sedangkan Praska memperkirakan, investor akan melakukan akumulasi dengan memanfaatkan kondisi pelemahan pasar di akhir tahun nanti. "Serta munculnya optimisme pelaku pasar terkait pemulihan kinerja indeks pasar modal dalam jangka panjang," tutur Praska.

Analisis Praska, bertambahnya subscription didominasi oleh industri reksadana exchange traded fund (ETF). Hal tersebut terlihat dari unit penyertaan. Data Infovesta Utama mencatat, ETF naik 88,26% dari 1,89 miliar unit pada akhir tahun 2014 menjadi 3,57 miliar unit pada akhir bulan Oktober 2015.

Jenis reksadana indeks mencatat kenaikan unit penyertaan 69,78%, dari 403 juta unit menjadi 685 juta unit di akhir Oktober. Lalu unit penyertaan reksadana saham naik 15,73%, dari 42,70 miliar unit menjadi 49,23 miliar unit.

Sedangkan reksadana pendapatan tetap juga mencatat lonjakan unit penyertaan tinggi sebesar 52,54% dari 21,98 miliar unit menjadi 33,53 miliar unit. Sedangkan reksadana pasar uang naik 1,19%. Lain halnya dengan reksadana campuran, yang justru menurun 1,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×