Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) tumbang, karena kekhawatiran pembahasan bailout Eropa bakal buntu. Apalagi, perusahaan-perusahaan AS lebih pesimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi. Kedua faktor ini menggerus permintaan komoditas.
Kontrak CPO untuk pengiriman Januari di Malaysia Derivatives Exchange jatuh 2,4% ke level RM 2.822 atau setara US$ 903 per metrik ton, sebelum diperdagangkan di RM 2.841 per metrik ton pada pukul 12.16 di Kuala Lumpur.
Perdana Menteri Luxembourg Jean-Claude Juncker, yang memimpin kelompok menteri keuangan zona Euro menyebut, pertemuan para pemimpin Eropa pada 19 Oktober di Frankfurt gagal menyelesaikan perbedaan pendapatan, sebelum pertemuan puncak yang dijadwalkan di akhir pekan ini.
Sementara itu, dari AS, Federal Reserve mengatakan, perusahaan-perusahaan AS melaporkan keraguan yang lebih besar terkait kekuatan pemulihan ekonomi.
Kepala perdagangan LT International Futures (M) Sdn. Chandran Sinnasamy menilai, pasar digerakkan oleh faktor-faktor eksternal. Dia bilang, pergerakan harga akan seperti ini hingga pertemuan puncak negara Eropa pada hari Minggu mendatang. "Prospek yang tidak pasti untuk AS dan Eropa mendorong investor melikuidasi posisinya di pasar komoditas," ujarnya, di Kuala Lumpur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News