Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atawa sukuk negara kurang bergairah pada gelaran lelang SBSN hari ini, Selasa (12/7). Tercatat, jumlah penawaran yang masuk pada lelang kali ini hanya sebesar Rp 12,75 triliun.
Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan hasil lelang SBSN dua pekan sebelumnya yang masih menyentuh Rp 15,78 triliun.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengungkapkan, saat ini investor memang tengah menahan diri untuk masuk ke pasar lelang seiring kondisi pasar yang masih volatile. Terlebih, The Fed masih memperlihatkan arah kebijakan yang masih agresif pada bulan ini.
“Secara jangka pendek, pelemahan yield masih terbuka, oleh karena itu investor pun lebih hati-hati dan menahan diri,” ungkap Ramdhan kepada Kontan.co.id, Selasa (12/7).
Baca Juga: Terus Susut, Dana Kelolaan Industri Reksadana Sulit Melewati Perolehan Akhir 2021
Ramdhan menambahkan, kehati-hatian tidak hanya terjadi di pasar primer, namun juga di pasar sekunder. Hal ini tercermin dari volume transaksi yang cenderung rendah yang sekaligus menegaskan posisi investor menahan diri sampai akhirnya pasar kembali stabil.
Dia meyakini, sejatinya saat ini bisa jadi momentum entry point yang cukup menarik bagi para investor di pasar SBSN maupun SBN. Namun, selama The Fed mulai melonggarkan kebijakan moneternya, serta Bank Indonesia akhirnya sudah lebih jelas terkait seberapa besar kenaikan suku bunganya, barulah investor akan mulai masuk.
“Jadi sebelum itu terjadi, kondisi lelang masih akan belum banyak berubah, apalagi keberadaan investor asing belum bisa diharapkan pada kondisi saat ini,” imbuh Ramdhan.
Pada lelang kali ini, Ramdhan menyebut yield yang dimenangkan masih sesuai dengan kondisi pasar sekunder. Pemerintah juga terlihat menjaga stabilitas yield dengan tidak memaksakan dan memilih menyerap di bawah target.
Baca Juga: Turun Lagi, Jumlah Penawaran Masuk Pada Lelang Sukuk Negara Hanya Rp 12,75 Triliun
Adapun, pada lelang kali ini, pemerintah hanya menyerap sebesar Rp 6,025 triliun. Jumlah penyerapan ini di bawah target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp 7 triliun.
Sementara untuk seri yang menjadi incaran investor pada lelang kali ini adalah seri PBS031 yang jatuh tempo pada 15 Juli 2024. Ramdhan menilai hal ini seiring dengan seri ini merupakan yang paling less volatile di tengah ketidakpastian pasar saat ini.
“Sepertinya kelompok perbankan yang masih mendominasi pada seri ini karena keperluannya untuk menempatkan dana di instrumen yang tidak terlalu volatile pergerakannya,” tutup Ramdhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News