Reporter: Sandy Baskoro, Asep Munazat Zatnika, KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pesona harga emas kembali meredup. Harga kontrak emas untuk pengiriman Februari 2011 di Divisi Comex, New York Mercantile Exchange (NYMEX), kemarin pukul 20.00 WIB, terkoreksi 0,88% menjadi US$ 1.358,20 per ons troi.
Membaiknya data-data ekonomi Amerika Serikat menjadi salah satu pemicu koreksi harga emas. Produksi industri di negeri Paman Sam naik 0,8% pada Desember 2010, atau melampaui perkiraan para analis. Bukan hanya itu, mengacu survei Bloomberg, penjualan rumah di AS mungkin akan naik 4,1% pada bulan Desember 2010 lalu.
"Sentimen pasar untuk emas telah bergeser sejak akhir 2010. Ini karena kecemasan terhadap krisis ekonomi semakin berkurang," kata Anne-Laure Tremblay, Analis BNP Paribas di London, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.
Di sisi lain, ANZ Banking Group Ltd memangkas perkiraan harga emas dan platinum di 2011. ANZ memproyeksikan harga rata-rata emas tahun ini senilai US$ 1.453 per ons troi, atau menyusut 3,3% dari perkiraan sebelumnya. Harga rata-rata platinum juga diprediksi melorot 3,2% dari estimasi sebelumnya menjadi US$ 1.886 per ons troi.
“Permintaan terhadap safe haven mulai berkurang karena sentimen ekonomi Eropa terus membaik," tulis Analis ANZ Banking Group Mark Pervan dan Natalie Robertson, dalam risetnya.
Analis yang dihubungi KONTAN menyebutkan, pelaku pasar tengah mencermati kebijakan otoritas moneter di setiap negara terkait ancaman inflasi tinggi.
Beralih ke valuta
Ibrahim, Analis Askap Futures, menyatakan, investor saat ini cenderung membuang aset dalam bentuk komoditas, termasuk emas, dan mengalihkannya ke mata uang, seperti dollar AS dan yen Jepang.
Sampai tadi malam, indeks dollar AS yang mencerminkan pergerakan the green back terhadap enam valuta utama dunia bergerak naik 0,24% ke posisi 78,83.
Sejumlah harga komoditas juga kompak menurun. Hal itu terlihat dari laju indeks CRB Reuters-Jefferies yang melorot 0,58% ke 331,49. Indeks ini mencerminkan pergerakan harga 19 komoditas paling likuid di dunia.
Herry Setyawan, Analis Indosukses Futures, mengemukakan, saat ini para spekulan cenderung mengalihkan dananya dari emas ke aset lain yang lebih likuid tetapi aman, seperti obligasi, deposito, maupun cash (mata uang). "Meskipun return yang ditawarkan instrumen tersebut kecil," ucap dia.
Koreksi yang terjadi di mayoritas indeks bursa regional juga tidak lantas mendongkrak harga emas. Hingga beberapa hari ke depan, emas dinilai bukan pilihan yang menarik sebagai instrumen investasi. "Investor masih wait and see melihat perkembangan pasar terkini. Mereka lebih senang memegang valuta, terutama dollar AS dan yen Jepang," ujar Ibrahim.
Namun prospek harga emas masih tetap berkilau. Herry memprediksi harga emas hari ini (21/1) akan berada di kisaran US$ 1.300 per ons troi, sedang Ibrahim mematok US$ 1.350 per ons troi. Hingga kuartal I-2011, Ibrahim menaksir harga emas paling tinggi menyentuh US$ 1.400 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News