Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing mencatatkan penjualan bersih ekuitas Asia pada November 2019. Melansir Reuters, kondisi ini terjadi di tengah sinyal beragam tentang apakah Amerika Serikat dan China semakin dekat untuk mencapai kesepakatan perdagangan fase satu.
Data Reuters menunjukkan, investor asing melego ekuitas regional senilai US$ 4,3 miliar pada bulan lalu, setelah dua bulan berturut-turut melakukan pembelian. Data tersebut dihimpun dari bursa saham di Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Filipina, Indonesia dan Vietnam.
Baca Juga: IHSG turun tipis 0,02% ke level 6.295 pada penutupan perdagangan, Selasa (20/8)
"Saya melihatnya sebagai gabungan aksi ambil untung sekaligus kehati-hatian pada bulan November mengingat risiko perang dagang hingga akhir tahun," kata Jingyi Pan, market strategist dengan jasa keuangan IG yang berbasis di Singapura kepada Reuters.
Putaran tarif Washington berikutnya terhadap barang-barang Tiongkok senilai US$ 156 miliar dijadwalkan akan berlaku pada 15 Desember 2019 mendatang.
Data yang sama juga menunjukkan, Korea Selatan menempati posisi teratas hengkangnya dana asing yang nilainya mencapai US$ 3 miliar pada bulan November. Angka ini merupakan yang terbesar dalam 13 bulan terakhir, sebagian besar didorong oleh ekspor yang lemah. Data ekspor yang dirilis awal November menunjukkan, ekonomi Asia terbesar keempat ini menghadapi kontraksi ekspor selama 12 bulan berturut-turut.
Baca Juga: Wall Sreet dibuka mixed di tengah kabar baik penundaan tarif impor oleh Amerika
Sementara, dana asing yang hengkang dari pasar saham Indonesia mencapai US$ 500 juta. Adapun Taiwan mengalami penjualan saham oleh asing senilai US$ 318 juta bulan lalu.
Kondisi sebaliknya terjadi di India.
Data Reuters menunjukkan, arus dana asing yang masuk ke pasar saham India mencapai US$ 3,54 miliar pada November. Kondisi ini terbantu oleh langkah-langkah bank sentral yang menggelontorkan stimulus moneter serta pemotongan pajak perusahaan yang diumumkan pada bulan September.
Baca Juga: Indeks BUMN20 terkoreksi 2,09%, begini tanggapan analis
Data refinitiv menunjukkan, perusahaan-perusahaan India diprediksi akan memimpin di kawasan Asia dengan pertumbuhan pendapatan 36% pada tahun 2020, diikuti oleh Korea Selatan dan Vietnam.
Ke depan, para pelaku pasar masih akan waspada, ketegangan perdagangan China-AS bisa meningkat lebih lanjut jika Trump meneruskan rencana penerapan tarif pada akhir pekan ini.
Baca Juga: Dana kelolaan Schroders turun, ini penyebabnya
"Kami telah melihat ekuitas Asia meningkat pada awal bulan (Desember) karena harapan perdagangan. Akan tetapi hal ini sangat tergantung pada apakah kita akan melihat kesepakatan perdagangan interim menjelang tenggat waktu hari Minggu agar optimisme ini dapat berlanjut," kata Pan IG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News