Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kisruh soal kasus PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) kembali menyeruak belakangan ini. Selasa kemarin (26/3), lembaga akuntan publik Ernst & Young (EY) sudah mengeluarkan audit soal dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh manajemen lama AISA.
Terdapat beberapa poin penting yang dibeberkan oleh EY dalam keterbukaan informasi yaitu terkait pembanding antara data internal dengan Laporan Keuangan 2017 yang telah diaudit.
Poin-poin itu di antaranya yang pertama, terdapat dugaan overstatement sebesar Rp 4 triliun pada akun piutang usaha, persediaan, dan aset tetap Grup AISA dan sebesar Rp 662 miliar pada penjualan serta Rp 329 miliar pada EBITDA Entitas Food.
Yang kedua, terdapat dugaan aliran dana sebesar Rp 1,78 triliun dengan berbagai skema dari Grup AISA kepada pihak-pihak yang diduga terafiliasi dengan manajemen lama antara lain dengan menggunakan pencairan pinjaman AISA dari beberapa bank, pencairan deposito berjangka, transfer dana di rekening Bank, dan pembiayaan beban Pihak Terafiliasi oleh Grup AISA.
Yang ketiga terkait hubungan dan transaksi dengan Pihak Terafiliasi, tidak ditemukan adanya pengungkapan (disclosure) secara memadai kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) yang relevan.
Hal ini berpotensi melanggar Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-412/BL/2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.
Salah satu investor AISA yang bernama Deni Alfianto Amris mengungkapkan bahwa laporan EY atas AISA ini pasti mengagetkan semua pihak, terutama pasti para pemegang saham.
"Terjadi overstatement sebesar Rp 4 triliun, itu jumlah yang sangat besar. Padahal market Cap nya saja tidak sebesar itu," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (27/3).
Deni pun yakin pihak EY pasti punya metode tersendiri dalam melakukan investigasi ini. "Hanya mereka yang profesional dan saya percaya cara kerja EY," tambah dia.
Ia pun berpendapat bahwa kasus ini pasti akan berdampak besar bagi AISA ke depan. "Laporan EY ini ibarat kontak pandora bagi manajemen baru untuk memperbaiki seluruh hal sebagai starting awal tanggung jawab yang mereka emban," imbuhnya.
Deni pun mengungkapkan bahwa pihak BEI dan OJK tentu pasti malu sekali dengan kasus ini karena ini sudah menjadi skandal pasar modal atau ada kebohongan di rumah mereka sendiri.
"Harusnya mereka juga panggil manajemen lama untuk menjawab semua temuan EY ini secara terbuka dan transparan ke publik karena itu adalah tugas dan tanggung jawab mereka," paparnya.
Ia pun berharap agar jangan sampai kasus AISA seperti gunung es sehingga perlu ada aksi preventif yang dilakukan oleh dua otoritas keuangan tersebut. "Dan ini jadi ujian buat OJK dan BEI, apa didiamkan saja atau ditindaklanjuti," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News