Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) prediksikan iklim ekonomi Indonesia di 2020 bakal membaik. Hal tersebut menjadikan prospek kinerja saham dan obligasi Tanah Air di tahun ini cukup sportif.
Chief Economist & Investment Strategist MAMI, Katarina Setiawan memandang, prospek pasar saham dan obligasi masih akan positif tahun ini. Mengingat di 2019 merupakan periode yang suportif bagi pasar obligasi didukung oleh tren penurunan suku bunga dan tingkat inflasi yang rendah.
“Menurut kami iklim yang suportif ini masih akan berlanjut di 2020. Suku bunga BI diperkirakan tetap akomodatif, inflasi terkendali dan nilai tukar rupiah terjaga,” ujar Katarina dalam keterangan resminya, Jumat (17/1).
Baca Juga: BNI Asset Management prediksi pasar modal membaik di tahun ini
Selain itu, kondisi pasar obligasi dunia juga suportif bagi pasar obligasi Indonesia. Saat ini sekitar US$ 12 triliun obligasi pemerintah global menawarkan imbal hasil negatif. Tentunya, hal ini berpotensi mendorong investasi ke pasar obligasi yang memiliki imbal hasil tinggi seperti di Indonesia.
Tidak hanya di pasar obligasi, MAMI juga memiliki pandangan yang konstruktif untuk pasar saham Indonesia. Setelah kinerja 2018 dan 2019 cenderung mengecewakan, di 2020 pasar saham mulai menunjukkan outlook yang lebih positif.
Menurutnya, perubahan terutama terjadi dari sisi pasar global dengan tensi dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang mereda. Selain itu, ada juga ekspektasi membaiknya aktivitas perdagangan global.
Baca Juga: Manulife Aset Manajemen memprediksi pasar saham Asia lebih atraktif tahun ini
Dengan begitu, Katarina menekankan bahwa iklim pasar yang lebih positif dapat memberi dampak positif bagi kinerja pasar saham Indonesia. Selain itu, dari sisi domestik pasar juga memperkirakan pertumbuhan earnings emiten yang lebih baik tahun ini di kisaran 10-12%, lebih baik dari 3-5% di 2019.
Ditambah lagi, iklim politik domestik dianggap sudah lebih kondusif setelah periode Pemilu dan pembentukan kabinet selesai. “Rencana reformasi kebijakan perpajakan dan ketenagakerjaan pemerintah untuk menarik investasi asing dapat menjadi faktor katalis yang mengangkat daya tarik pasar saham Indonesia,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News