Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia (Tokio Marine Indonesia) melihat investasi di instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dalam jangka panjang masih memiliki prospek yang positif, meski kondisi pasar obligasi saat ini tengah menghadapi tekanan dari arah kebijakan suku bunga di dalam dan luar negeri. Perusahaan menilai SBN tetap menjadi pilihan investasi yang atraktif, dengan sejumlah catatan penting.
Investment Department Manager Tokio Marine Life Insurance Indonesia, Rifky Asqalani, menjelaskan bahwa arah kebijakan moneter global menjadi faktor penting yang akan mempengaruhi pergerakan pasar obligasi ke depan.
“Kami melihat bahwa suku bunga global akan berangsur turun, sejalan dengan rencana bank sentral AS (The Federal Reserve) yang akan menurunkan suku bunga secara bertahap,” kata Rifky kepada Kontan, Senin (7/4).
Baca Juga: Indomobil Finance (IMFI) Siapkan Dana Lunasi Obligasi Rp 1,40 Triliun
Dari sisi domestik, Bank Indonesia juga diperkirakan akan mengikuti langkah tersebut. Namun, ia menilai proses pemangkasan suku bunga oleh BI tidak akan semudah itu.
“BI akan sangat hati-hati karena harus mempertimbangkan dampaknya terhadap nilai tukar rupiah. Selain itu, data ekonomi yang dinamis dalam beberapa waktu terakhir juga akan membuat bank sentral menjadi lebih hati-hati dalam menentukan kebijakan,” ujar Rifky.
Dengan ekspektasi penurunan suku bunga, yield SBN ke depan diproyeksikan juga akan turun. Hal ini berpotensi memberikan keuntungan harga bagi investor yang masuk saat ini. Namun, menurut Rifky, pasar tetap harus mewaspadai kemungkinan tertundanya pemangkasan suku bunga akibat dinamika data ekonomi yang terus berubah.
Meski begitu, SBN dinilai tetap kompetitif dibandingkan dengan surat utang negara berkembang lainnya.
“Yield yang ditawarkan SBN saat ini masih menarik. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi investor jangka menengah hingga panjang,” tambah Rifky.
Baca Juga: Rajin Borong Obligasi Negara agar Otot Rupiah Terjaga
Namun ia menegaskan, pengelolaan portofolio tetap harus dilakukan secara cermat dan adaptif.
Tokio Marine Life Insurance Indonesia masih mempertahankan alokasi 30% dari total portofolio investasinya di instrumen SBN. Strategi investasi jangka panjang perusahaan tetap mengedepankan kehati-hatian dalam merespons perubahan kondisi pasar.
“Kami akan terus memantau perkembangan suku bunga dan situasi makroekonomi sebagai dasar pengambilan keputusan investasi,” tutup Rifky.
Selanjutnya: Kabar Duka, Pengusaha Murdaya Poo Meninggal Dunia
Menarik Dibaca: Manfaat Temulawak untuk Asam Lambung, Ulasannya Lengkapnya di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News