kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.478.000   -4.000   -0,27%
  • USD/IDR 15.685   -195,00   -1,26%
  • IDX 7.504   8,04   0,11%
  • KOMPAS100 1.166   4,61   0,40%
  • LQ45 927   -2,36   -0,25%
  • ISSI 227   1,87   0,83%
  • IDX30 478   -1,88   -0,39%
  • IDXHIDIV20 574   -2,08   -0,36%
  • IDX80 133   0,26   0,20%
  • IDXV30 142   0,64   0,46%
  • IDXQ30 160   -0,33   -0,20%

Pasar Obligasi Indonesia Kembali Bergejolak, Bagaimana Sebaiknya Investor Bersikap?


Senin, 07 Oktober 2024 / 20:14 WIB
Pasar Obligasi Indonesia Kembali Bergejolak, Bagaimana Sebaiknya Investor Bersikap?
ILUSTRASI. Obligasi Negara.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia akan kembali bergejolak. Hal ini tercermin dari kenaikan yield SUN 10 tahun seiring membaiknya ekonomi Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah.

Berdasarkan data Trading Economics, yield US Treasury (UST) 10 tahun berada di 4,02% pada Senin (7/10) per pukul 19.37 WIB, tertinggi dalam dua bulan terakhir. Sementara yield SUN 10 tahun berada di 6,84%.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas, Ramdhan Ario Maruto mengatakan, pasca rilis data ketenagakerjaan AS, pasar obligasi kembali tertekan. Hal ini seiring naiknya yield UST naik ke level tertinggi dalam dua bulan, ditambah memburuknya tensi geopolitik di Timur Tengah.

"Akibatnya, yield SUN 10 Tahun dari 6,4% kembali ke 6,8%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (7/10).

Baca Juga: Naik Lagi, Yield SUN 10 Tahun Diprediksi Capai 6,8% Pada Akhir Tahun 2024

Namun memang, tertekannya pasar obligasi dalam negeri lebih diakibatkan faktor eksternal. Tercermin dari melemahnya rupiah yang kembali ke Rp 15.687 per Senin (7/10).

Dengan kondisi ini, ia menilai yield SUN 10 tahun berpotensi mencapai 7%. Apalagi jika tensi di Timur Tengah berlangsung lebih panjang.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi juga berpandangan, meskipun ada ekspektasi pemangkasan suku bunga hingga 2025, untuk SUN 10 tahun, proyeksi yield di akhir 2024 kisaran 6%-7%. Baru pada 2025, akan mulai melandai kembali, kendati juga akan tergantung berbagai faktor seperti inflasi, stabilitas rupiah, serta dinamika ekonomi global.

Di tengah kondisi ketidakpastian saat ini, Reza menilai untuk memaksimalkan return di pasar obligasi maka investor sebaiknya dapat mempertimbangkan beberapa strategi. Pertama, membeli obligasi dan menahannya hingga jatuh tempo untuk mendapatkan pendapatan tetap dari kupon.

Kedua, menyebar investasi ke berbagai jenis obligasi (pemerintah dan korporasi) serta tenor untuk mengurangi risiko. "Lalu menyesuaikan durasi portofolio obligasi dengan kewajiban keuangan untuk mengurangi risiko suku bunga," sebutnya.

 

Selanjutnya: Menperin: Topang Industri, SDM Kompeten Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045

Menarik Dibaca: Astra Land Indonesia Luncurkan Rivara, Hunian Ramah Lingkungan di Cibubur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×