Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Alternatif investasi bakal semakin beragam. PT Danareksa Investment Management berencana menerbitkan kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA), Agustus 2015 ini.
Direktur Utama Danareksa Investment Management Prihatmo Hari mengatakan, instrumen tersebut akan terbit senilai Rp 1,5 triliun. "KIK EBA seri DBTN06 dalam proses, diperkirakan akhir Agustus terbit," ujar Hari. KIK EBA ini memiliki aset dasar sekuritisasi kredit pemilikan rumah (KPR) PT Bank Tabungan Negara (BBTN).
Direktur BBTN Imam Nugroho Soeko mengatakan, penetapan kupon dilakukan saat masa penawaran. "Target kupon sesuai price untuk paper dengan peringkat AAA pada saat closing penawaran nanti," tutur Imam. KIK EBA yang akan diterbitkan, memiliki tenor yang bervariasi.
Di penerbitan ini, Danareksa Investment Management bertindak sebagai arranger dan manajer investasi. Tahun lalu, Danareksa Investment Management menerbitkan KIK EBA dalam dua seri. Seri A1 memiliki jangka waktu 2,33 tahun dengan bunga 10%. Sedangkan seri A2 bertenor 5,08 tahun dengan bunga sebesar 10,25%.
Sejauh ini, penerbitan KIK EBA masih minim. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, hingga akhir Juni 2015, nilai outstanding KIK EBA hanya sekitar Rp 2,7 triliun. Mayoritas digenggam perusahaan asuransi Rp 1,24 triliun, korporasi Rp 870 miliar, dana pensiun Rp 390 miliar dan institusi keuangan Rp 100 miliar.
Lalu, yayasan sekitar Rp 40 miliar serta investor lain sekitar Rp 60 miliar.
Kupon menarik
Analis Millenium Danatama Indonesia Desmon Silitonga memperkirakan, KIK EBA seri DBTN06 akan memberikan kupon sekitar 9,5%-10,5% per tahun. Prediksi kupon tersebut dibuat dengan asumsi, instrumen tersebut memiliki tenor dua dan lima tahun.
Menurut Desmon, kupon tersebut menarik karena memiliki spread 200-300 basis poin dibandingkan dengan surat utang negara (SUN) yang menjadi acuan dengan tenor yang sama. "Selain itu, KIK EBA sudah cukup dikenal dan investornya masih yang lama," kata Desmon.
Sedangkan Analis Fixed Income BNI Securities I Made Adi Saputra memperkirakan, kupon instrumen investasi ini sekitar 9,25% untuk tenor dua tahun dan 10% untuk tenor lima tahun. Analisis Made, investor akan melirik KIK EBA ini, kendati nilai tukar rupiah terus melemah.
"Mayoritas KIK EBA saat ini dipegang oleh investor asuransi domestik, sehingga pengaruh rupiah tidak begitu besar. Selain itu, profil investor cenderung menggenggam hingga jatuh tempo," kata Made.
Ariawan, Analis Sucorivest Central Gani, memperkirakan permintaan yang masuk sekitar 1,5 kali dari target. "Hanya di pasar sekunder perdagangan akan terbatas karena belum likuid. Apalagi secara outstanding juga masih sedikit," kata Ariawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News