Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA) tetap optimis penjualan alat berat tetap tumbuh di tengah penurunan harga batubara dan CPO.
Corporate Secretary Intraco Penta, Astri Duhita Sari mengatakan, memang kondisi penurunan harga batubara dan CPO memengaruhi kinerja perusahaan. Namun, INTA masih optimis karena penjualan alat berat INTA tidak hanya dari batubara namun industri pertambangan lainnya seperti batu bara, nikel, dan juga emas.
"Selain industri pertambangan, permintaan supply alat berat juga datang dari industri pertanian, perkebunan, dan kehutanan," kata Astri saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (19/10).
Astri menuturkan, INTA masih mengupayakan agar dapat mencapai target penjualan alat berat. Untuk mencapai target, strategi INTA untuk mendorong penjualan tahun ini dengan melakukan penetrasi pasar secara intens sekaligus menggandeng principal Perseroan untuk memperoleh dukungan penuh untuk meningkatkan penjualan alat berat serta memberikan kepuasan kepada para pelanggan INTA.
Baca Juga: Intraco Penta (INTA) Kejar Pendapatan Rp 1,2 Triliun di Akhir Tahun 2023
INTA juga menatap sisa tahun 2023 dengan sikap optimistis. Pihaknya meyakini laju bisnis di paruh kedua ini tetap bertumbuh positif seperti periode sebelumnya. Sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang dicanangkan untuk tahun 2023, INTA menargetkan angka pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun sampai tutup tahun nanti.
Sebagai informasi, selama periode enam bulan pertama 2023, INTA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 416,69 miliar. Jumlah ini naik 24,62% year on year (YoY) dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 334,35 miliar.
Secara rinci, pendapatan INTA dikontribusi dari penjualan alat-alat berat senilai Rp 283,10 miliar dan juga berasal dari penjualan suku cadang senilai Rp 81,44 miliar.
INTA memproyeksikan, kinerja di semester kedua tahun ini akan bertumbuh jika dibandingkan semester kedua tahun sebelumnya.
Demi mencapai target tersebut, INTA akan merambah segmen pasar baru sambil tetap agresif mengejar pertumbuhan di sektor pertambangan, seperti komoditas batubara, nikel, dan emas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News