Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit adalah peribahasa yang tepat menggambarkan kisah investasi Vice President Membership Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX) Yohanes F Silaen.
Pria yang kerap disapa John ini mengaku awal perjalanan investasinya dimulai dengan berinvestasi pada emas batangan. Ia mengisahkan, sejak bekerja pada 2003 silam, dirinya selalu rutin menyisihkan pendapatannya untuk membeli logam mulia. Pertimbangannya adalah emas merupakan aset investasi yang secara nilai akan selalu mengalami kenaikan setiap tahun.
“Apalagi, dulu kan harga emas masih murah, per gramnya mungkin hanya Rp 200.000-Rp 300.000 saja. Jadi dari gaji per bulan bisa disisihkan untuk beli emas beberapa gram,” kata John kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
John baru merasakan keuntungan menabung rutin emas batangan ketika membeli rumah perdananya pada medio 2005. Dari kepingan emas batangan yang dimiliki, ternyata secara nilai sudah bisa digunakan untuk pembayaran DP rumahnya saat itu. Dia tidak menyangka ternyata rutinitas menabung emas bisa memberikan keuntungan yang menjanjikan.
Baca Juga: Aset kripto Solana dinilai menarik, bagaimana prospeknya ke depan?
Tak pelak, instrumen emas kini menjadi pilihan utama investasi pria berusia 40 tahun ini, mulai dari emas batangan, emas digital, hingga trading emas futures. Namun, karena dirinya berkecimpung pada industri derivatif futures, John mengaku juga mencicip instrumen lainnya.
Sayangnya, ternyata nasib investasinya tidak semengkilap ketika dirinya melakukan trading emas. Saat itu, pada 2008 dia tergoda untuk melakukan trading Hang Seng seiring pergerakannya yang menjanjikan. Sosok kelahiran Jakarta ini ingat dirinya melakukan transaksi beli ketika level Hang Seng berada di 31.500.
Sempat meraup berapa kali keuntungan membuat dirinya sedikit serakah dan lupa untuk menyiapkan mitigasi risiko. Saat itu, yang ada di pikirannya koreksi tidak akan lama dan harga bisa kembali naik.
“Jadi saat itu didorong efek toleransi saat itu berlebih, yakin bahwa harganya akan naik lagi. Ternyata harga Hang Seng jatuh hingga ke 16.000. Sampai beneran gak bisa tidur gara-gara kerugian tersebut,” imbuh John.
Baca Juga: Window Dressing Mengangkat Bursa Saham
Kerugian tersebut membuat John belajar banyak soal mitigasi risiko agar tidak terkena kerugian besar lagi. Maklum, volatilitas trading di produk futures memang tinggi sehingga selain menawarkan keuntungan yang besar, juga diiringi dengan risiko yang tinggi. Oleh karena itu, dia pun lebih memilih fokus untuk trading di emas futures yang volatilitasnya tidak terlalu tinggi sehingga mitigasi risikonya bisa lebih mudah dan terukur.
Kini, pria berzodiak Aquarius ini menjadikan trading derivatif futures sebagai portofolio investasi utamanya dengan porsi sebesar 50% dari keranjang investasinya. Sementara 30% dialokasikan untuk emas fisik dan digital, lalu 20% sisanya pada properti.
John mengaku karakteristik trading futures yang sangat likuid menjadi faktor utama dia menyukai instrumen investasi yang satu ini. Ia bisa melakukan trading untuk jangka pendek, menengah, hingga panjang, sehingga potensi return yang didapat juga lebih optimal.
“Misalnya saya ada waktu luang satu jam, ya udah trading emas saja karena setidaknya ada pergerakan beberapa poin yang bisa menghasilkan cuan. Jadi ketika bisa cuan cepat, kenapa harus nunggu lama,” kata dia.
Baca Juga: Hati-Hati, Penawaran Investasi Robot Trading Marak
Namun, John juga mengingatkan bahwa dalam periode tersebut, kerugian yang didapat juga tidaklah sedikit. Oleh karena itu, perlu mitigasi risiko yang terukur dan harus disiplin agar tidak mengalami kerugian besar ketika trading.
Ia mencontohkan, dari dana Rp 100 juta yang diinvestasikan, pasang batas kerugian hingga 50%. Lalu, setiap transaksi tetapkan cut loss misalnya Rp 5 juta. Jadi setidaknya batas kerugian maksimal 10 kali. Namun, berdasarkan pengalamannya, dari 10 kali trading, kerugian yang dialami 2-3 kali saja.
Walau begitu, disiplin dalam bertransaksi adalah kunci utama dalam trading futures. Investor sebaiknya selalu memasang target harga, baik untuk cut loss maupun take profit. Jadi, ketika target harga tercapai, ya harus langsung dieksekusi.
“Jangan lupa, untuk selalu kuasai analisis fundamental dan teknikal untuk bekal dalam mengambil keputusan. Lalu, pastikan untuk dancing with the market, maksudnya ikut pasar sedang ke mana, turun atau naik, jangan coba lawan arah market,” terang John.
Baca Juga: Switching Reksadana, Jurus Cepat Memoles Portofolio
Selain itu, John juga merekomendasikan untuk para investor mengetahui dulu tipe investor seperti apa. Jika memang risk taker, maka produk-produk derivatif futures baru cocok untuk jadi pilihan. Lalu, dalam melakukan trading, wajib hukumnya untuk menggunakan uang dingin dan menyiapkan mitigasi risiko.
Khusus untuk investor pemula. John merekomendasikan investor bisa memulai dengan melakukan trading emas futures yang pergerakannya jauh lebih stabil. Selain itu, bisa memulai menggunakan kontrak yang berskala kecil untuk momen belajar dan mengenali pergerakan pasar.
“Untuk pemula, bisa coba kontrak kecil seperti GOFX yang disediakan oleh ICDX. Transaksi di sini lebih murah dari segi modal, sehingga cocok untuk belajar, jadi nanti kalau sudah bisa trading, udah punya pengalaman, baru coba masuk ke kontrak yang besar,” tutupnya.
Baca Juga: Ristiawan Suherman Presdir CIMB Niaga Auto Finance Investasi Properti Hingga Moge
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News