kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Intip Target Produksi Nikel Matte Vale Indonesia (INCO) pada Tahun Ini


Rabu, 01 Februari 2023 / 14:38 WIB
Intip Target Produksi Nikel Matte Vale Indonesia (INCO) pada Tahun Ini
ILUSTRASI. Sebuah truk mengangkut ore nikel pada lahan konsesi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) di Blok Sorowako, Sulawesi Selatan.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi nikel matte PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengalami koreksi sepanjang 2022. INCO memproduksi 60.090 metrik ton nikel dalam matte pada tahun 2022.  Realisasi ini turun 8,1% dari produksi tahun 2021 yang mencapai 65.388 metrik ton.

Penurunan ini disebabkan oleh adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali Tanur 4 pada paruh pertama 2022.

Direktur Keuangan Vale Indonesia  Bernardus Irmanto mengatakan, target produksi  INCO tahun 2023 tentu saja akan lebih tinggi d banding 2022. Ini mengingat tanur 4 yang sudah beroperasi Kembali. 

“Dan (produksi) kembali ke angka di atas 70.000 ton,” kata Irmanto kepada Kontan.co.id, Rabu (2/1).

Baca Juga: Sariguna Primatirta (CLEO) Incar Pertumbuhan Laba Bersih Dua Digit Tahun Ini

Irmanto tidak menampik, risiko secara produksi tentu saja ada.  Misalnya, ketersediaan alat, kadar nikel dalam bijih, dan risiko lainnya. Akan tetapi manajemen sudah menyiapkan rencana mitigasi berdasarkan analisis terhadap data2 operasional yang dimiliki. 

“Kami yakin bisa memitigasi risiko yang ada,” pungkas dia.

INCO menganggarkan alokasi belanja modal atau capex tahun 2023 di kisaran US$ 110 juta. Alokasi ini sedikit lebih kecil dibanding capex yang dianggarkan untuk tahun 2022. Irmanto menyebut, menurunnya alokasi capex untuk tahun 2023 disebabkan karena pada tahun lalu, terdapat pengerjaan pembangunan ulang (rebuild) tanur 4.

“Alokasi 2023 masih untuk pengembangan tambang (mine development), replacement alat berat, dan Bahodopi blok 1,” terang Irmanto.

Dia pun berharap harga nikel akan tetap  stabil di atas US$ 20.000 per metrik ton. Membaiknya permintaan komoditas logam ini memberikan nuansa positif di pasar. Keseimbangan permintaan dan penawaran di nikel kelas 2 memang menunjukkan over-supply, akan tetapi kondisi nikel kelas 1 tetap undersupply.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×