Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring perkembangan zaman, penerapan aspek environmental, social and corporate governance (ESG) oleh sebuah perusahaan terbuka dinilai cukup penting. Saat ini bahkan sudah terdapat Indeks ESG Leader di bursa saham tanah air. Indeks ESG Leader adalah sebuah indeks yang mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki penilaian ESG yang baik dan tidak terlibat pada kontroversi secara signifikan serta memiliki likuiditas transaksi dan kinerja keuangan yang baik
Direktur Utama Maybank Kim Eng Sekuritas, Willianto Ie menilai, kebijakan ESG-friendly di Indonesia akan diberikan secara bertahap (gradual) karena tiga faktor utama. Pertama, sebagian ekspor masih berhubungan dengan komoditas. Kedua, sekitar 20%-30% ekonomi berasal dari daerah yang memproduksi komoditas. Ketiga, sebagian energy mix bersumber dari batubara, yang pada tahun 2020 sebesar 38%.
Willianto menilai, terdapat tiga sektor yang mengimplementasikan konsep ESG dengan lebih baik. Pertama adalah sektor otomotif dengan adanya konversi ke kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Sektor otomotif juga sudah menerapkan emisi yang sesuai standar. Selain itu, sistem tata kelola, khususnya aspek karyawan di industri otomotif juga sudah cukup baik.
Di sektor otomotif, Maybank Kim Eng menjagokan saham PT Astra International Tbk (ASII). Kebijakan pemerintah dinilai membawa angin positif untuk sektor ini, misalkan pajak penjualan barang mewah untuk sektor otomotif akan didasarkan pada tingkat emisi. Maybank merekomendasikan beli saham ASII dengan target harga Rp 4.870.
Baca Juga: Wall Street turun, investor ambil untung di tengah kekhawatiran kasus Covid-19
Kedua adalah sektor perbankan dengan sebagian besar pendanaan yang ditujukan kepada green sektor dan UMKM. Adopsi aspek environment (E) sektor perbankan juga mulai meningkat dengan tren digitalisasi dan bisnis online akan mendorong penghematan energi.
Di sektor ini, saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi top picks, dengan rekomendasi buy masing-masing di target harga Rp 8.200 dan Rp 7.875.
Ketiga adalah sektor semen. Meskipun tidak tidak begitu bersahabat dengan lingkungan dan mengonsumsi banyak energi, perusahaan di sektor semen dinilai sangat peduli dengan risiko yang dihadapi. Dari aspek lingkungan, saat ini emiten semen sedang melakukan perbaikan komposisi energi dari dominasi batubara menuju ke energi terbarukan.
Di sektor ini, saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menjadi pilihan dengan rekomendasi buy di target harga Rp 14.100 per saham. Meski neraca PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) lebih solid, pasar INTP dinilai lebih terbatas dibandingkan SMGR.
Baca Juga: Sembari menjaga kinerja, Astra International (ASII) tetap rutin jalankan CSR