Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform perdagangan daring asal China yakni, Temu makin gencar untuk memasuki pasar Indonesia. Temu dikabarkan masuk ke dalam negeri dengan menggandeng perusahaan Tanah Air.
Pasalnya, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sudah menolak kehadiran Temu di Indonesia. Untuk itu, nampaknya Temu bakal mengikuti jejak TikTok untuk menggandeng perusahaan e-commerce lokal.
Berbeda dari perusahaan e-commerce yang ada di Indonesia, model bisnis Temu ialah direct to customer (D2C). Di mana, Temu langsung menjual produknya kepada konsumen tanpa perantara sehingga harga yang ditawarkan lebih murah.
Bahkan ada rumor kalau PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menjadi target dari perusahaan asal Negeri Panda ini. KONTAN sudah mengkonfirmasi kabar ini, tetapi manajemen Bukalapak enggan untuk berkomentar.
Baca Juga: E-Commerce Temu Dikabarkan Melirik Bukalapak (BUKA), Begini Respons Menkominfo
Senior Equity Research Analyst Mirae Asset Christopher Rusli menilai Temu tidak akan dapat mengeksekusi strategi serupa dengan TikTok Shop dengan mengakuisisi perusahaan e-commerce.
"Terutama karena situasi yang berbeda di sini. TikTok tidak dapat menjalankan bisnis karena TikTok mendaftarkan bisnis sebagai platform media sosial," tulisnya dalam riset yang dirilis, Senin (7/10).
Dalam kasus Temu, perusahaan China ini mengajukan sebagai bisnis e-commerce tetapi pada dasarnya. Menurut Christopher, akuisisi bisnis e-commerce lainnya tidak diperlukan.
Dia menilai kalau Temu tetap memutuskan untuk mengakuisisi platform e-commerce di Indonesia, maka perusahaan itu akan bertindak sebagai distributor produk Temu untuk bisa mematuhi peraturan perdagangan di Indonesia.
"Ini akan membuat distribusi produknya legal, asalkan platform e-commerce tersebut beroperasi sesuai dengan undang-undang Indonesia, termasuk dari distribusi lokal dan tenaga kerja," kata Christopher.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Vicky Rosalinda menilai kehadiran Temu bisa menjadi ancaman yang serius bagi pasar lokal, tak hanya emiten e-commerce tetapi mengancam industri tekstil.
"Masuknya Temu ke Indonesia dapat memicu bakar uang kembali untuk menarik pengguna baru dan mempertahankan pangsa pasar," jelasnya kepada Kontan, Selasa (8/10).
Untuk itu, Vicky menilai ketiga emiten e-commerce itu perlu menyiapkan strategi baru ke depannya untuk mencegah terjadinya penurunan kinerjanya seperti dapat cepat beradaptasi sehingga meningkatkan kualitas layanan.
Lebih lanjut, secara teknikal dia merekomendasi trading buy GOTO dengan target harga di kisaran Rp 65–Rp 67. Kemudian untuk BUKA dan BELI, Vicky masih merekomendasikan wait and see.
Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan beli GOTO dan BUKA dengan masing-masing target harga di Rp 80 dan Rp 160. Hingga akhir perdagangan Selasa (8/10), BUKA parkir di level Rp 147 dan GOTO di Rp 60.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News