Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BUMN Karya berhasil mencatatkan pertumbuhan kontrak baru double digit hingga hingga akhir Oktober 2022. Beriringan, analis menilai peluang BUMN Karya capai target kontrak baru terbuka lebar.
Equity Analyts Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menilai dengan capaian tersebut, BUMN Karya berpeluang mengejar target kontrak barunya tahun ini. Terlebih, proyek infrastruktur IKN yang dimenangkan pada kuartal IV ini akan berkontribusi terhadap raihan kontrak baru.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menambahkan, menilik pada progres capaian kontrak baru yang tumbuh di atas 50% menjadi hal positif dalam mengejar target tahun ini.
"Apa lagi proyek IKN yang masih on going menawarkan peluang tak terbatas untuk perusahaan karya ini," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (24/11).
Baca Juga: Pasar Batubara Ramai Sentimen, Intip Rekomendasi Sahamnya
Prospek BUMN Karya juga didorong dari tidak terpengaruhnya dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Arjun mencermati, berdasarkan laporan keuangan perusahaan masing-masing efek ini tidak terlalu signifikan.
Ia juga memperkirakan Rupiah tidak akan turun drastis karena Bank Indonesia sudah melakukan kebijakan yang front loaded and pre-emptive untuk memperkuat rupiah terhadap USD dan mata uang asing untuk mengatasi inflasi, sehingga nilai kurs terhadap USD tidak akan melemah signifikan dalam masa mendatang.
Namun, Arjun mengingatkan bahwa sentimen negatif terhadap prospek BUMN Karya datang dari arus kas operasi yang negatif. "Arus yang positif salah satu indikator kekuatan keuangan sehingga BUMN Karya perlu mengatasi isu ini segera," sebutnya.
Desy juga mencermati bahwa likuiditas emiten karya masih tertekan. Ini seiring katalis positif yang masih cenderung terbatas di masa pemulihan ekonomi.
"Sehingga emiten perlu meningkatkan leverage-nya," tambahnya.
Untuk tahun depan, Desy memperkirakan BUMN Karya pertumbuhan kinerjanya akan terbatas lantaran perusahaan cenderung menahan investasi dan ekspansi di tengah perlambatan ekonomi dan kenaikan suku bunga. Sementara Arjun justru menilai prospek BUMN Karya positif.
Baca Juga: Banyak Sentimen Positif, Kapan Waktu Tepat Beli atau Jual Saham BUMI?
Alasannya, ekonomi Indonesia saat ini masih kuat dan forecast pertumbuhan PDB tahun depan juga jauh di atas mayoritas negara termasuk negara besar G20. Lalu, pertumbuhan GDP yang masih positif dan tinggi serta kemungkinan sangat rendah untuk resesi tahun depan akan mendorong BUMN Karya.
Dari keempat BUMN Karya, kedua analis sependapat memilih ADHI sebagai jawaranya.
"Saya merekomendasi ADHI dengan target harga Rp 625 dengan harga support di Rp 520," tutup Arjun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News