Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peta emiten dengan kapitalisasi pasar alias market caps terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami perubahan. Emiten pendatang baru yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) berhasil masuk jajaran top 10 emiten big caps di bursa.
Per Jumat (28/7), emiten yang baru melakukan initial public offering (IPO) pada 27 Juni 2023 ini memiliki kapitalisasi pasar hingga Rp 191,30 triliun. Alhasil, AMMN saat ini masuk ke posisi ketujuh.
AMMN mendepak PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang sempat masuk jajaran top 10 pada kuartal pertama 2023.
Baca Juga: Amman Mineral (AMMN) Masuk, Ini Peta Emiten Big Caps Terbaru
Sementara itu, saham perbankan masih mendominasi jajaran emiten dengan kapitalisasi pasar alias market caps terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih menduduki puncak klasemen dengan market caps Rp 1.114 triliun.
Kemudian, di posisi kedua ada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan market caps Rp 855 triliun. Lalu, ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) di posisi keempat dengan nilai market caps Rp 527 triliun.
Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, pergerakan saham perbankan cenderung menguat terbatas karena sudah naik cukup tinggi. Sementara untuk AMMN, Sukarno menilai saham ini menjadi favorit pelaku pasar karena dari sisi fundamental terbilang cukup bagus.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,28%, Ini Top Gainers & Top Losers Sepekan
Di sisi lain, pengamat pasar modal dan founder WH Project William Hartanto menilai, saham perbankan masih berpotensi untuk melanjutkan kenaikan.
“(kenaikan) terlihat terbatas karena belakangan ini ada beberapa kali terjadi rotasi sektor, sehingga sektor perbankan jadi kurang diperhatikan,” kata William.
Untuk saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN), Sukarno menilai saham besutan Low Tuck Kwong ini masih bisa terkoreksi di tengah sentimen negatif harga batubara.
“Ditambah harganya sudah bergerak di area tertingginya dan bisa terjadi aksi profit taking juga, sehingga turunnya bisa signifikan dan dampak ke market caps-nya juga akan turun,” kata Sukarno.
Sementara untuk saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Sukarno menilai saham GOTO yang cenderung melemah dikarenakan belum ada sentimen positif yang kuat untuk bisa menggerakan saham teknologi.
”Dan pelaku pasar masih cenderung berhati-hati dan wait and see,” sambung dia.
Baca Juga: Akhirnya, Amman Mineral Nusa Tenggara Dapat Izin Ekspor Konsentrat Tembaga
Di jajaran saham big caps, Sukarno merekomendasikan saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga terdekat di Rp 6.825 – Rp 6.900 dan patokan support di Rp 6.475. Adapula saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target harga Terdekat di Rp 11.550 – Rp 11.625 dan patokan support di Rp 10.975.
Sementara William merekomendasikan investor mencermati saham BBCA dengan target Rp 9.500 - Rp 10.000, BMRI dengan target Rp 5.800 - Rp 6.000, serta PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan target Rp 27.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News