Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BRI Danareksa Sekuritas tingkatkan target harga PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Hal ini seiring dengan fokus perseroan pada pertumbuhan UKM.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Eka Savitri memaparkan BMRI menekankan pergeseran fokusnya ke segmen ritel, seperti komersial, UKM, mikro dan anak perusahaan. Menurutnya, Bank Syariah Indonesia dan Bank Mantap menjadi kendaraan BMRI untuk mendorong segmen imbal hasil yang lebih tinggi, khususnya kredit konsumer.
BMRI menargetkan segmen hasil yang lebih tinggi dari segmen komersial dan UKM melalui peminjam korporat yang ada dengan pendekatan rantai pasokan. Untuk memitigasi penurunan kualitas aset, BMRI telah melakukan perbaikan dengan proses underwriting dan monitoring yang lebih ketat.
"Secara keseluruhan, kami mengharapkan kontribusi pinjaman yang lebih tinggi dari segmen non-korporat sebesar 65,5% dari total pinjaman pada Desember 2023, sampai Juni 2022 sebesar 64,1%," tulisnya dalam riset, Kamis (11/8).
Baca Juga: Dari Top 10 Leader IHSG pada Agustus 2022, Ada Enam Saham yang Masih Menarik
Eka juga menilai current account and saving account (CASA) akan terus menjadi fokus BMRI di semster II 2022 dan seterusnya. Hal tersebut mengingat CoF-nya yang rendah, memanfaatkan superapps-nya, Livin! dan Kopra.
Pada Juni 2022, aplikasi Livin! sudah memiliki 12 juta pengguna dalam waktu kurang dari satu tahun sejak diluncurkan pada 21 Oktober. BMRI juga telah menambahkan 10 fitur baru di aplikasi tersebut, terutama untuk membuat lebih lekat pada simpanan CASA penggunanya.
Dirinya juga telah mengasumsikan adanya potensi pengetatan dalam sistem yang berasal dari kebijakan BI baru-baru ini untuk meningkatkan RRR hingga 9% mulai September 2022. Ini menyiratkan bahwa bank-bank besar dengan simpanan yang layak dan stabil, terutama CASA akan berada dalam posisi yang lebih baik.
"Dengan demikian, kami mengharapkan CoF campuran 1,7% di 2023," paparnya.
Eka juga mengekspektasikan BMRI menjadi salah satu penerima manfaat utama dari suku bunga yang lebih tinggi, mengingat pendekatan agresifnya untuk membangun simpanan CASA dan eksposur yang cukup besar terhadap suku bunga mengambang. Selain itu, suku bunga pinjaman FX telah meningkat, sejalan dengan pergerakan SOFR.
Baca Juga: Samuel Sekuritas Beri Rating Overweight Sektor Perbankan, Begini Ulasannya
Untuk pinjaman floating rupiah, prospeknya tergantung pada JIBOR yang telah naik sejak awal tahun sebesar 22bps menjadi 3,8%.
BRI Danareksa mempertahankan rating buy untuk BMRI dengan target harga yang lebih tinggi, yakni Rp 10.500. Pada penutupan perdagangan Kamis (1/9), saham BMRI ditutup menguat 0,85% ke Rp 8.925.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News