kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.471   -8,29   -0,11%
  • KOMPAS100 1.155   0,80   0,07%
  • LQ45 915   1,71   0,19%
  • ISSI 226   -0,58   -0,26%
  • IDX30 472   1,50   0,32%
  • IDXHIDIV20 570   2,43   0,43%
  • IDX80 132   0,27   0,20%
  • IDXV30 140   1,10   0,79%
  • IDXQ30 158   0,52   0,33%

Intip Proyeksi Rupiah di Perdagangan Hari ini, Rabu (21/6)


Rabu, 21 Juni 2023 / 06:13 WIB
Intip Proyeksi Rupiah di Perdagangan Hari ini, Rabu (21/6)
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,07% ke level Rp 15.005 per dolar AS pada perdagangan Selasa (20/6).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin, Selasa (20/6). Nilai tukar rupiah masih dalam tekanan kekhawatiran ekonomi China, tetapi masih berpotensi menguat karena inflasi AS turut menjadi perhatian.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencermati rupiah berpotensi menguat pada perdagangan hari ini karena data izin mendirikan bangunan di AS terpantau meningkat. Data perumahan tersebut memberikan sinyal kenaikan suplai properti sehingga bisa mendorong perlambatan inflasi AS.

“Indikator perumahan dapat menjadi indikator pergerakan inflasi inti AS. Hal itu mengingat determinan utama tingginya inflasi inti di AS adalah dari sisi perumahan,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (20/6).

Data perumahan building permits AS naik 5,2% MoM sebesar 1,49 juta pada Mei 2023. Angka itu meningkat setelah penurunan dua bulan berturut-turut dan melampaui ekspektasi pasar sebesar 1,42 juta untuk Mei 2023.

Baca Juga: Wall Street Turun Pada Selasa (20/6) Setelah Reli, Kesaksian Powell Ditunggu Pasar

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melihat bahwa pasar terus mengantisipasi menjelang kesaksian di depan kongres yang akan datang oleh Ketua The Fed, Jerome Powell, mulai hari Rabu (21/6). Bank Sentral AS menghentikan siklus kenaikan suku bunga selama setahun di FOMC pekan lalu untuk menilai dampak terhadap inflasi dan prospek ekonomi negara, tetapi secara bersamaan mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Pelaku pasar juga tengah menanti Komite Layanan Keuangan DPR AS pada hari Rabu dan Komite Perbankan Senat pada hari Kamis (22/6) untuk isyarat tentang kebijakan moneter AS. Pidato tersebut dinantikan di tengah kehati-hatian atas kemungkinan sinyal kenaikan suku bunga bulan Juli 2023.

Dari internal, tantangan pemimpin baru masih akan menjadi momok pembicaraan di kalangan para politisi maupun para ekonom. Pemilihan umum dinilai tidak akan mudah karena bakal menghadapi ketidakpastian global. Selain itu, ancaman terhadap komoditas Indonesia dari negara-negara lain seperti Uni Eropa bakal tetap ada, belum lagi ancaman el nino.

Ibrahim mengamati, pelemahan rupiah kemarin tidak terlepas dari pergerakan dolar AS yang berhasil naik terhadap mayoritas mata uang lainnya. Dolar dilirik sebagai aset safe haven karena penurunan suku bunga oleh bank sentral China telah gagal meredakan kekhawatiran investor atas perlambatan pertumbuhan ekonomi. Bank sentral China memangkas suku bunga acuan pinjaman sebesar 10 bps pada Selasa (20/6) pagi.

“Ini merupakan sebuah langkah yang telah ditelegramkan secara luas saat Beijing berjuang untuk menopang pemulihan ekonomi yang melambat,” ungkap Ibrahim dalam riset harian, Selasa (20/6).

Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah Pada Selasa (20/6), Simak Proyeksinya untuk Rabu (21/6)

Hanya saja, ukuran penurunan suku bunga China dinilai mengecewakan beberapa orang yang khawatir bahwa langkah tersebut tidak akan cukup untuk menopang kepercayaan. Pasalnya, sektor properti China sangat terpukul dengan para pedagang mencari paket stimulus yang lebih luas dari otoritas negeri tersebut, tetapi malah menerima kurangnya langkah konkret dari rapat kabinet pada Jumat pekan lalu.

Josua mencermati pergerakan rupiah cenderung melemah pada perdagangan hari Selasa seiring dengan berlanjutnya sentimen risk-off di pasar Asia. Hal tersebut kemudian mendorong tren penguatan dolar AS.

Pada akhir sesi perdagangan kemarin, rupiah cenderung berbalik menguat terbatas dan memangkas pelemahan di awal sesi perdagangan. Hal ini pada akhirnya membuat rupiah ditutup melemah terbatas.

Menurut Josua, rupiah berpotensi menguat terbatas di kisaran Rp 14.950 per dolar AS -Rp 15.050 per dolar AS pada hari ini, Rabu (21/6). Sedangkan, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp 14.080 per dolar AS-Rp 15.060 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,07% ke level Rp 15.005 per dolar AS pada perdagangan Selasa (20/6). Sementara, kurs rupiah Jisdor melemah 0,31% ke level Rp 15.040 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×