Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah spot menguat 0,39% ke Rp 15.460 per dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan terakhir pekan lalu. Sedangkan kurs rupiah Jisdor menguat 0,25% ke Rp 15.487 per dolar AS. Faktor eksternal masih akan mendominasi pergerakan mata uang rupiah awal pekan ini.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana memprediksi rupiah akan bergerak menguat di kisaran Rp 15.330 per dolar AS-Rp 15.530 per dolar AS pada hari ini, Senin (2/10). Sedangkan Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong memperkirakan rupiah akan bergerak melemah di rentang Rp 15.450 per dolar AS-Rp 15.550 per dolar AS.
Fikri mengatakan, pemerintah AS telah menetapkan perpanjangan 45 hari terkait kebijakan anggaran belanja jangka pendek. Menurut dia, hal tersebut dapat mendorong apresiasi rupiah.
Ditambah dari dalam negeri akan ada data inflasi yang diprediksi lebih rendah. Fikri memperkirakan inflasi bisa di 2,1%-2,2%, meskipun terdapat kenaikan harga beras dan ada penyesuaian harga untuk BBM nonsubsudi.
Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,21% ke Level Rp 15.487 per Dolar AS pada Hari Ini (29/9)
"Ini juga bisa mengangkat rupiah karena saat inflasi rendah, real yield Indonesia juga akan lebih baik sehingga bisa mendorong investor masuk," ujar Fikri kepada Kontan.co.id, Minggu (1/10).
Penyebabnya, investor mengantisipasi data inflasi September Indonesia yang diperkirakan akan terus termoderasi. Lalu, data The Caixin China General Manufacturing PMI yang telah dirilis mengecewakan yang turun ke 50,6 dari bulan Agustus di level 51.
"Kedua sentimen itu cenderung menekan rupiah," kata Lukman.
Data inflasi AS PCE pada hari Jumat sedikit lebih lemah, namun tidak terlalu melemahkan dolar AS. Sepekan ini investor mengantisipasi data ISM dan NFP AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News