CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.740   98,00   0,62%
  • IDX 7.244   -140,01   -1,90%
  • KOMPAS100 1.117   -21,26   -1,87%
  • LQ45 887   -14,43   -1,60%
  • ISSI 220   -4,35   -1,94%
  • IDX30 457   -6,42   -1,38%
  • IDXHIDIV20 554   -6,30   -1,12%
  • IDX80 128   -2,00   -1,53%
  • IDXV30 139   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 153   -1,86   -1,20%

Intervensi BI Diharapkan Dapat Tekan Kenaikan Yield SUN 10 Tahun


Selasa, 16 April 2024 / 19:49 WIB
Intervensi BI Diharapkan Dapat Tekan Kenaikan Yield SUN 10 Tahun
ILUSTRASI. Warga mencari informasi mengenai Surat Berharga Negara (SBN) Intervensi BI Di Pasar Sekunder Obligasi Maupun Pasar Mata Uang Diharapkan Dapat Tekan Kenaikan Yield SUN 10 Tahun.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai libur Lebaran, yield surat utang negara (SUN) acuan tenor 10 tahun melesat. Berdasar data Trading Economics, Senin (16/4) pukul 19.26 WIB, yield SUN 10 tahun tercatat di level 7% dari sebelumnya 6,64%.

Kenaikan yield SUN 10 tahun beriringan dengan yield US Treasury (UST) yang naik ke 4,65% atau tertinggi dalam lima bulan terakhir. Dalam sepekan, UST telah naik 0,29%.

Analis Fixed Income Sucorinvest Asset Management Alvaro Ihsan mengatakan, kenaikan yield UST akan berdampak negatif pada yield SBN, terutama dalam jangka pendek.

Tekanan jual terutama pada investor asing dalam beberapa bulan terakhir membawa sentimen negatif, meskipun terdapat intervensi dari Bank Indonesia (BI) untuk melakukan pembelian SBN di pasar sekunder sehingga yield cenderung stabil.

Baca Juga: Ada Cuti dan Libur Panjang, DJPPR Targetkan Lelang SBN Lebih Rendah di Kuartal Kedua

"Ke depan, arah pasar obligasi Indonesia berpotensi mengikuti pasar obligasi AS yang cenderung fluktuatif terhadap situasi inflasi dan perekonomian AS yang masih kuat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (16/4).

Dus, yield SUN 10 tahun berpotensi mengalami kenaikan dibandingkan level awal tahun. Namun saat ini ia melihat sentimen pasar akan bergantung pada intervensi yang dilakukan oleh BI di pasar sekunder obligasi maupun pasar mata uang.

Dengan begitu, ia menilai kenaikan yield saat ini akan cenderung berpengaruh di jangka pendek. Ini dengan pertimbangan adanya intervensi yang dilakukan oleh BI ke depan serta fundamental ekonomi Indonesia yang kuat.

Baca Juga: Sarana Multigriya (SMF) Dapat Suntikan Modal Rp 9,33 Triliun Hingga 2023

"Meskipun jadwal penurunan suku bunga the Fed memiliki kemungkinan untuk mundur, kami tetap memiliki ekspektasi adanya penurunan suku bunga di paruh kedua 2024 dan berdampak pada normalisasi yield secara perlahan," paparnya.

Adapun di semester I yield SUN 10 tahun diperkirakan dikisaran 6,5%-6,7%. Sementara di semester II akan berada di rentang 6,2%-6,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×