Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Tadinya, sebesar 50% initial public offering (IPO) PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) bakal digunakan untuk membayar utang induk usahanya, yakni PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Namun, saat eksekusinya justru mengalami downsize sehingga stasiun televisi milik Grup Bakrie ini wajib mencari skema pendanaan lain untuk merubah profil utangnya.
Direktur VIVA Robertus Bismakra bilang, ada dua opsi utama yang bakal dilakoni perusahaan. Pertama, manajemen akan menggunakan skema penambahan modal Tanpa Memesan Efek Terlebih Dahulu (non-HMETD) alias private placement.
Kedua, manajemen akan melakukan penerbitan obligasi.
Dari dua opsi tersebut, kemungkinan besar skema private placement bakal dijalani perusahaan terlebih dahulu. "Soalnya, kami akan roadshow ke Eropa dan beberapa negara Asia bulan Oktober nanti," imbuh Robert belum lama ini.
Memang, VIVA masih memiliki ruang gerak cukup besar untuk kembali melakukan pelepasan saham MDIA ke pihal lain. Sebab, saat ini VIVA masih memiliki 90% saham MDIA. Namun, manajemen memastikan private placement yang dilakukan nanti tidak akan mengubah posisi VIVA yang selama ini merupakan pemegang saham mayoritas menjadi minoritas.
Sementara, untuk opsi obligasi manajemen masih mengkaji aksi korporasi ini lebih dalam. VIVA akan mempelajari kondisi pasar dan menunggu momentum yang tepat untuk mengeksekusi rencananya ini. Yang jelas, VIVA akan menerbitkan obligasi rupiah, dan kurs serupa juga akan digunakan jika nantinya VIVA juga melakukan refinancing.
Perlu diketahui, VIVA memperoleh fasilitas pinjaman dari Credit Suisse senilai US$ 230 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun. Pinjaman ini diperoleh pada November tahun lalu, dan memiliki tingkat suku bunga sebesar Libor + 7,75% per tahun.
VIVA wajib melakukan cicilan pembayaran utang tahap pertama bulan November nanti senilai US$ 11 juta. Namun, manajemen telah lebih dulu membayar sejumlah US$ 10 juta pasca eksekusi IPO MDIA. Sehingga, saldo utang VIVA kepada Credit Suisse saat ini sekitar US$ 220 juta.
Nah, meski masih merahasiakan rincian target perolehan dana melalui private placement dan obligasi, namun Robertus bilang bahwa sumber pendanaan pelunasan tersebut akan berimbang antara opsi private placement dan obligasi.
"Porsinya seimbang antara private placement dan obligasi, 50% berbanding 50%," pungkas Robert.
Mengingatkan saja, tadinya MDI berencana melepas 15% saham dengan rentang harga Rp 1.380-Rp 1.930 per saham. Namun, dalam pelaksanaannya IPO MDIA mengalami downsize menjadi 10% dan harga penetapannya ada di batas bawah, Rp 1.380 per saham. Dengan begitu, MDIA meraih dana Rp 541,15 miliar, lebih rendah dari target awal Rp 811,7 miliar-Rp 1,13 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News