Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
Menurut Nafan, investor bisa memanfaatkan kebijakan tersebut untuk segera berinvestasi di sektor properti.
Senada, Achmad Yaki Analis BCA Sekuritas juga mengatakan insentif pajak di sektor properti dan omnibus law bisa menjadi katalis positif untuk mendorong kinerja APLN, baik di bisnis residensial maupun kawasan industri.
Sementara, Achmad menilai bisnis pusat perbelanjaan APLN belum akan meningkat signifikan. Tingkat kunjungan mal mungkin akan naik tetapi tidak signifikan, karena Achmad menilai libur cuti bersama dalam menyambut Ramadhan dikurangi oleh pemerintah. Selain itu, PPKM juga masih diperpanjang.
Sedangkan, Nafan menilai tingkat okupansi mal cenderung akan meningkat ke depan. Pemulihan ekonomi domestik serta distribusi vaksin yang optimal bisa kembali menggairahkan sentra ekonomi domestik.
Alhasil, Nafan memproyeksikan perolehan recurring income APLN juga berpotensi meningkat. "Saya pikir masyarakat akan cendeurng melakukan aksi konsumsinya di mal," kata Nafan.
Baca Juga: Agung Podomoro Land (APLN) luncurkan hunian resor mewah yang terjangkau dari Jakarta
Selain itu, meski PPKM masih diperpanjang, Nafan mengamati batasan kunjungan di mal kini sudah lebih longgar.
Secara keseluruhan, dengan kinerja marketing sales APLN yang melebihi target di 2020, Nafan optimistis kinerja keuangan APLN di 2021 akan lebih baik dari tahun sebelumnya.
Nafan menilai APLN masih menarik untuk diakumulasi beli dengan target harga Rp 256 per saham. Sementara, Achmad merekomendasikan beli dengan target harga terdekat di Rp 194 per saham.
Sedangkan, Sukarno Alatas Analis Kiwoom Sekuritas merekomendasikan hold.
Selanjutnya: Anak usaha Agung Podomoro lakukan groundbreaking cluster everest di Vimala Hills
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News