kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah yang mengganjal penjualan aset ELTY ke MNC


Rabu, 23 Januari 2013 / 15:06 WIB
Inilah yang mengganjal penjualan aset ELTY ke MNC
ILUSTRASI. Perhatikan 4 Kesalahan Saat Menggunakan Micellar Water


Reporter: Narita Indrastiti |

JAKARTA. Transaksi penjualan aset-aset non properti milik PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) ke MNC Group, senilai total Rp 3 triliun, masih belum tuntas. Hingga tenggat waktu akhir transaksi (final closing), Desember 2012, MNC Group belum menuntaskan pembayaran lantaran terganjal beberapa hal.

Salah satunya, soal pengambilalihan fasilitas kredit sindikasi perbankan dan jaminan perusahaan (corporate guarantee). "Kendalanya memang dalam hal pengalihan corporate guarantee untuk utang senilai Rp 1,3 triliun dari beberapa bank," ungkap Ambono Janurianto, Direktur Utama ELTY, Selasa (22/1).

Dari laporan keuangan ELTY per kuartal III-2012, fasilitas sindikasi perbankan itu salah satunya dari BNI senilai Rp 1,35 triliun untuk pembangunan ruas jalan tol Kanji-Pejagan. Terdiri dari kredit investasi senilai Rp 1,24 triliun dan kredit konstruksi senilai Rp 114,1 miliar.

Meski transaksi belum tuntas, Ambono tidak merasa cemas. Sebab, sesuai kesepakatan, MNC Group akan menanggung beban operasional aset-aset yang dibelinya mulai Januari 2013. Termasuk seluruh biaya operasional jalan tol Kanci-Pejagan, yang mencapai Rp 60 miliar per tahun.

Sekadar mengingatkan, ELTY menjual dua jenis aset miliknya. Pertama, adalah anak usaha mereka, PT Bakrie Toll Road (BTR) yang memiliki lima konsesi jalan tol. Yaitu, Ciawi-Sukabumi, Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Batang-Semarang dan Pasuruan-Probolinggo. ELTY mematok harga lima konsesi jalan tol itu sebesar Rp 2 triliun.

Kedua, ELTY juga menjual kepemilikan aset di Lido Resort senilai Rp 1 triliun. ELTY menjual kedua aset tersebut dalam satu paket kepada MNC Grup pada akhir tahun 2012.

ELTY akan memakai dana penjualan aset itu untuk membayar utang. Saat ini, rasio utang terhadap modal (DER) ELTY sebesar 0,71 kali. Pasca penjualan aset non properti itu, kata Ambono, rasio utang DER ELTY berpotensi turun menjadi 0,42 kali.

Ia mengakui, beban keuangan BTR cukup besar karena harus membayar beban bunga bank Rp 150 miliar-Rp 160 miliar per tahun. Padahal, pendapatan jalan tol Kanji-Pejagan cuma Rp 100 miliar.

Reza Priyambada Kepala Riset Trust Securities mengatakan, kinerja ELTY selama ini tersandera oleh beban utangnya. "Posisi utang jika dibandingkan dengan kasnya sudah tidak sehat," kata dia.

Ia menyarankan investor untuk trading buy dengan target resistance di Rp 62-Rp 63 per saham. Kemarin, harga saham ELTY naik 1,82% menjadi Rp 56 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×