kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah tiga sektor yang menopang bisnis teknologi Distribusi Voucher (DIVA)


Selasa, 30 Oktober 2018 / 20:01 WIB
Inilah tiga sektor yang menopang bisnis teknologi Distribusi Voucher (DIVA)
ILUSTRASI. Dirut Raymond Loho dan Direktur Dian Kurniadi


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA), yang berencana menggelar initial public offering (IPO) pada November mendatang, yakin dengan prospek sektor teknologi bagi bisnis perusahaan.

Perusahaan bergerak di bidang digital business and accelerator dalam mengembangkan platform penjualan yang menawarkan beragam produk baik digital maupun non-digital.

Saat ini, kegiatan usaha DIVA adalah sebagai dealer produk telekomunikasi. Perusahaan tengah mengembangkan platform penjualan yang didesain sesuai kebutuhan pelaku usaha UMKM dan pelanggannya yaitu DIVA smart outlet dan DIVA intelligent instant messaging.

Stanley Tjiandra, Direktur Distribusi Voucher Nusantara mengatakan, bisnis ini memiliki prospek yang cerah ke depannya karena ruang pertumbuhan masih luas. Perbedaan dengan bisnis di sektor yang sama, DIVA bisa terbuka dengan perusahaan lain, sehingga bisa terus berekspansi dengan semakin kuat.

"Kami bukan menciptakan produk, tapi platform yang bisa bekerjasama dengan sektor lain dan untuk saat ini kita fokus pada sektor telekomunikasi, perbankan, dan pariwisata," kata Stanley, Selasa (30/10).

Dengan peningkatan aktivitas digital, pemanfaatan jaringan nirkabel tidak hanya menjadi tulang punggung masyarakat Indonesia, tetapi juga sebagai tulang punggung pendapatan industri telekomunikasi di Indonesia.

Dengan tingginya jumlah pelanggan di perusahaan operator telekomunikasi, peningkatan konsumsi data akibat peningkatan aktivitas digital, peningkatan pendapatan bagi operator telekomunikasi akan berdampak positif pula terhadap pendapatan perusahaan distribusi voucher selular. 

"Sektor ini merupakan gerbang untuk peningkatan jumlah inklusi keuangan di Indonesia melalui pemanfaatan distribusi outletnya, terutama jika difalitasi dengan platform digital akan mempermudah proses peningkatan inklusi keuangan," kata Stanley.

Lalu DIVA juga memperkokoh pada branchless banking yang merupakan wujud komitmen untuk menyediakan akses keuangan bagi masyarakat yang belum menggunakan dan mendapatkan layanan perbankan dan keuangan. 

Program ini mengedepankan tiga produk spesifik meliputi tabungan, pembiayaan mikro, dan asuransi mikro. Sehingga dengan program ini, diharapkan akses masyarakat terhadap perbankan terutama di pedesaan yang jauh dari kantor cabang bank menjadi lebih terbuka.

"Branchless banking yang bisa diterapkan dengan mobile phone dipandang sebagai cara yang amat mudah oleh masyarakat. Ini menjadi solusi karena memanfaatkan jaringan Bank buku IV, operator-operator jaringan telekomunikasi terbesar di Indonesia, termasuk 2,56 juta peritel yang menjadi agen branchless banking," kata Stanley.

Lalu terkahir DIVA juga berprospek cerah di sektor pariwisata, di mana perilaku wisatawan sekarang lebih memanfaatkan online travel agent untuk mempersiapakan perjalanan keluar daerah dan liburan mulai dari tujuan wisata, tiket hingga penginapan. 

Dengan kata lain, kini wisatawan melakukan search and share menggunakan media digital. "Dan ini bisa diakses lebih mudah menggunakan whatsaap, line, massenger dan telegram yang telah terintegrasi dengan DIVA," kata Stanley.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×