kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah Saham-Saham yang Banyak Diborong Investor Asing, Cek yang Masih Layak Koleksi


Kamis, 30 Maret 2023 / 08:40 WIB
Inilah Saham-Saham yang Banyak Diborong Investor Asing, Cek yang Masih Layak Koleksi
ILUSTRASI. Inilah Saham-Saham yang Banyak Diborong Investor Asing, Cek yang Masih Layak Koleksi


Reporter: Bimo Adi Kresnomurti, Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Info penting untuk Anda investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Investor asing sedang akumulasi sejumlah saham di BEI. Lalu, apakah saham yang dikoleksi investor asing masih memiliki prospek bagus untuk periode mendatang?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bertenaga seiring dengan kembalinya aliran dana investor asing. IHSG ditutup menguat 1,17% atau naik 79,10 poin ke level 6.839,43 pada Rabu (29/3). 

Kenaikan indeks komposit ini seiring dengan nilai beli bersih atau net buy investor asing sebanyak Rp 1,14 triliun. Sepanjang tahun berjalan, asing sudah mencatatkan net buy sebesar Rp 5,05 triliun. 

Per Rabu (29/3), asing terpantau mengakumulasi saham-saham big caps. Asing paling banyak mencatatkan net buy pada saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) senilai Rp 2,1 triliun. 

Menyusul saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang masing-masing mencatat net buy sebanyak Rp 1,2 triliun. Ada saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan nilai beli bersih Rp 577,9 miliar. 

Baca Juga: Asing Banyak Melego Saham Perbankan Big Cap Ini di Tengah Kemerosotan IHSG

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menjelaskan saat ini kondisi pasar modal Indonesia memang masih bagus dan menjaga mood positif investor, terlebih dari pembagian dividen. 

"Pembagian dividen jumbo atas kinerja banyak emiten yang naik signifikan tahun buku 2022 kemarin menjadi salah satu daya tarik investor," ucap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (29/3). 

Secara teknikal, Ivan mencermati IHSG berhasil mempertahankan posisi di atas support krusial 6.510 serta dari sentimen eksternal, yaitu regional yang masih kondusif mengalami penguatan. 

Senada, Senior Research Analyst Reliance Sekuritas Lukman Hakim menjelaskan kembalinya investor asing karena adanya musim dividen khususnya di sektor perbankan.

"Asing juga menunggu musim dividen dari sektor batubara yang membukukan pertumbuhan laba yang cukup signifikan pada tahun buku 2022," imbuh dia. 

Rekomendasi saham pilihan investor asing

Lukman bilang dengan adanya akumulasi asing dan rebound IHSG, ritel bisa mengikuti jejak asing untuk masuk saham-saham yang diincar asing sepanjang tahun ini. 

Apalagi sektor batubara akan mendapat katalis dari arah kebijakan pemerintah China yang memperpanjang pajak istimewa serta formula baru dalam perhitungan Harga Batubara Acuan (HBA). 

"Ini bisa jadi momentum untuk mengekor investor asing," tandasnya. 

Dari sejumlah saham incaran investor asing, Reliance Sekuritas merekomendasikan beli pada MDKA dengan target harga Rp 4.960, ANTM di Rp 2.380 dan BBRI di Rp 5.130. 

Saat bursa menutup hari perdagangan, saham BBRI persis di harga penutupan Rp 4.810 per saham. Sementara, saham GOTO persis di harga penutupan Rp 116 per saham.

Pada Selasa (28/3), harga saham BBRI naik 0,84% dari Rp 4.770. Saham BBRI dibuka di atas harga penutupan sehari sebelumnya, tepatnya pada harga Rp 4.800 per saham.

Mencatatkan harga tertinggi Rp 4.820 dan harga terendah Rp 4.770, saham BBRI ditutup naik Rp 40 per saham dalam sehari.

Jika dihitung sejak 7 hari yang lalu (21 Maret 2023), harga saham BBRI hari ini turun -1.84 % dibanding harga saat itu (Rp 4.900). Sejak setahun lalu (29 Maret 2022) harga saham BBRI sudah naik 2.56% dari harga saat itu (Rp 4.690).

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham BBRI mencapai Rp 540,50 miliar, sedangkan volume saham yang ditransaksikan mencapai 1.125.271 lot.

Dengan earning per share (EPS) alias laba bersih per saham Rp 338, maka price to earning ratio (PER) saham ini 14,11 kali. Adapun price to book value-nya (PBV) 2,42 kali.

Sementara, Ivan menyarankan jika ingin mengikuti jejak aksi akumulasi asing, investor harus mempertimbangkan harga terbaik untuk melakukan pembelian dengan strategi buy on weakness atau memanfaatkan koreksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×