kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Inilah Saham Lapis 2 & 3 yang Bisa Dipertimbangkan Kala Blue Chip Kurang Menendang


Selasa, 27 Februari 2024 / 07:10 WIB
Inilah Saham Lapis 2 & 3 yang Bisa Dipertimbangkan Kala Blue Chip Kurang Menendang
ILUSTRASI. Pengunjung menggunakan ponselnya dekat papan iklan aplikasi mobile trading di gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (25/10/2024). Investor saham syariah di Indonesia masih rendah dibandingkan investor konvensional. Berdasarkan data 2023 jumlah investor saham syariah hanya sebanyak 136 ribu orang. Angka itu hanya 2,6% dari total investor pasar saham yang mencapai 5 juta orang. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/25/01/2024


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam tren melemah belakangan ini. Sebalinya, harga saham lapis kedua dan lapis ketiga malah unjuk gigi. Lalu, saham lapis kedua dan ketiga apa yang masih memiliki prospek bagus untuk investasi?

Saham blue chip adalah saham lapis satu di bursa dengan kapitalisasi pasar besar dan fundamental kuat. Di BEI, saham blue chip biasanya masuk dalam Indeks LQ45 yang berisi 45 saham paling likuid dan kapitalisasi pasar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.

Pada perdagangan Senin 26 Februari 2024, Indeks LQ45 ditutup di level 991,60, turun 2,56 poin atau 0,26% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Dalam perdagangan lima hari terakhir, Indeks LQ45 terakumulasi turun 11,66 poin atau -1,16%.

Saat saham blue chip melemah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun terkoreksi dalam empat perdagangan beruntun. Mengawali pekan ini, IHSG merosot 0,15% ke posisi 7.283,82 pada Senin (26/2).

Situasi ini seiring arus dana investor asing yang mulai berbalik melakukan aksi jual bersih (net sell). Pada perdagangan Senin, terjadi net sell sebesar Rp 846,23 miliar.

Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus mengamati pelemahan IHSG dalam beberapa hari terakhir terseret aksi profit taking pada saham blue chip, terutama saham perbankan yang sebelumnya sudah naik cukup signifikan. Meski begitu, Daniel melihat kondisi ini masih merupakan koreksi wajar.

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto menimpali, secara teknikal koreksi IHSG juga menjadi bagian dalam pengujian support di level 7.300. William memprediksi uji support tersebut akan berlangsung hingga pergantian bulan di akhir pekan ini.

Selain itu, penurunan IHSG sebagai bentuk konsolidasi lantaran pasar relatif sedang minim sentimen. Dalam situasi ini, William menilai saham lapis kedua dan lapis ketiga bisa menjadi alternatif menarik. Secara khusus, William menyoroti gerak menanjak sejumlah saham terafiliasi Grup Bakrie sebagai sinyal bangkitnya saham lapis ketiga.

"Saham lapis kedua dan ketiga memang menjadi alternatif saat big caps koreksi. Sudah sering terjadi juga dimana saham lapis ketiga naik itu ada di satu grup, yang seolah memberikan sinyal awal, salah satunya dari Grup Bakrie" terang William.

Daniel menambahkan, lompatan pada saham lapis kedua dan lapis ketiga terjadi setelah momentum naik saham blue chip. Apalagi, investor cenderung dalam posisi wait and see menanti katalis penggerak pasar berikutnya, seperti lanjutan musim rilis laporan keuangan serta pengumuman pembagian dividen.

Rekomendasi saham

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas sepakat, harus tetap selektif dalam memilah saham lapis kedua dan lapis ketiga. Dengan estimasi koreksi IHSG yang sifatnya hanya sementara, saham lapis pertama sebenarnya masih layak menjadi prioritas, dengan mencermati saham blue chip yang penurunannya sudah terbatas.

Namun sebagai alternatif, bisa melirik saham-saham lapis kedua dan ketiga dengan tetap mencermati faktor fundamental, prospek bisnis, valuasi serta sinyal teknikalnya. Pelaku pasar bisa mempertimbangkan saham di indeks SMC Liquid seperti PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).

Saham lain yang bisa dicermati adalah PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) dan PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI).

Analis Stocknow.id Emil Fajrizki menjagokan emiten ritel, sekaligus sebagai persiapan menyambut Ramadan. Saham pilihannya adalah ERAA dengan target harga Rp 555 dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) untuk target harga di Rp 950.

Daniel merekomendasikan JPFA, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) dan PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS). Target harga masing-masing ada di level Rp 1.250, Rp 1.600, Rp 320 dan Rp 150.

Sedangkan William menyematkan rekomendasi buy untuk saham UNIQ, JPFA, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE), PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) dan PT Pulau Subur Tbk (PTPS).

Itulah rekomendasi saham non blue chip yang patut dicermati menjelang Ramadan. Ingat, segala risiko investasi saham menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×