kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.154   46,00   0,28%
  • IDX 7.067   83,00   1,19%
  • KOMPAS100 1.055   14,78   1,42%
  • LQ45 830   12,68   1,55%
  • ISSI 214   1,66   0,78%
  • IDX30 423   6,60   1,59%
  • IDXHIDIV20 510   7,72   1,54%
  • IDX80 120   1,70   1,43%
  • IDXV30 125   0,56   0,45%
  • IDXQ30 141   1,99   1,43%

Inilah grup konglomerasi rajai kapitalisasi pasar


Selasa, 04 April 2017 / 11:22 WIB
Inilah grup konglomerasi rajai kapitalisasi pasar


Reporter: Dityasa H Forddanta, Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menyentuh rekor penutupan baru, yakni di 5.606,79. Seiring kenaikan ini, kapitalisasi pasar (market cap) bursa Indonesia pun meningkat menjadi Rp 6.097 triliun.

Kapitalisasi pasar saham-saham grup konglomerat di bursa pun ikut meroket. Bahkan, sejumlah konglomerasi menguasai market cap bursa. Dari data dihimpun KONTAN, hingga Senin (3/4), emiten Grup Astra mencetak kapitalisasi pasar Rp 509,67 triliun.

Ini setara 8,3% total kapitalisasi pasar bursa saham. Market capitalization Grup Astra ini tumbuh Rp 102 triliun, atau naik 25,2% jika dibandingkan kapitalisasi di periode yang sama tahun lalu.

Saham-saham Grup Sinarmas juga berjaya dengan total kapitalisasi pasar Rp 155,96 triliun. Jumlah ini naik 28% year on year (yoy).

Sementara itu, raja produk konsumer Grup Salim menguasai Rp 220,78 triliun kapitalisasi pasar bursa. Harga saham INDF dan SIMP yang tumbuh cukup baik mendorong market cap Grup Salim naik sebesar 12% yoy.

David Sutyanto, Analis First Asia Capital, bilang, harga komoditas yang naik sejak kuartal IV tahun lalu mengerek harga saham dan kinerja emiten komoditas. Dus, konglomerasi yang berbisnis tambang atau berkebun sawit diuntungkan. Kenaikan saham Grup Astra misalnya, banyak dimotori oleh anak usahanya, yakni UNTR dan AALI.

David bilang, kinerja Grup Astra, dengan diversifikasi bisnis yang merata, berpotensi tumbuh cukup tinggi dibandingkan konglomerasi lainnya. Sementara itu, Grup Lippo, yang banyak mengandalkan properti, dan Grup MNC, yang mengandalkan sektor media, terlihat mengalami penurunan kinerja saham.

Sektor unggulan

Menurut David, sektor yang unggul di tahun ini masih sektor konsumer, konstruksi dan komoditas. "Sehingga, harga saham grup besar yang bisnisnya terdiversifikasi ke sektor itu berpotensi naik," ujar dia pada KONTAN, Senin (3/4).

Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menambahkan, bisnis konsumer menarik minat investor karena bersentuhan langsung dengan daya beli masyarakat yang naik. Bisnis barang konsumsi juga punya keunggulan, yakni arus kas berputar dengan cepat.

Kapitalisasi pasar sejumlah konglomerasi juga naik lantaran valuasi harga yang tergolong murah. Contoh, Grup Barito, yang valuasi sahamnya dianggap murah.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, bilang, saat ini kenaikan harga saham emiten sejalan dengan kenaikan laba. "Meski IHSG naik, tak semua sektor menarik. Ada sektor yang masih terpuruk, seperti properti," imbuh dia.

Karena itulah, para analis masih yakin, Grup Astra dan Grup Salim bakal lebih banyak menuai keuntungan pada tahun ini. Alasannya, bisnisnya lebih terdiversifikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×