Reporter: Riska Rahman | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bersiap membentuk holding infrastruktur dan juga holding perumahan. Sejumlah emiten-emiten konstruksi dan infrastruktur juga akan masuk ke dalam holding ini.
Untuk holding infrastruktur, pemerintah telah menunjuk PT Hutama Karya sebagai induk usaha holding BUMN infrastruktur. Kelak, Hutama Karya akan memiliki 66% saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT), 65% saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan 70% saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Hutama Karya juga akan mengakuisisi 100% saham PT Indra Karya serta PT Yodya Karya yang nantinya akan menjadi anak usaha mereka dalam holding ini. Holding infrastruktur ini pun akan difokuskan pada pembangunan jalan tol.
Sementara itu, untuk holding perumahan Perum Perumnas ditunjuk sebagai induk usaha holding ini yang akan berfokus di urusan konstruksi di bidang pembangunan perumahan. Perumnas pun akan membawahi beberapa perusahaan diantaranya PT Virama Karya, PT Amarta Karya, PT Indah Karya, PT PP Tbk (PTPP), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Sama seperti skema holding sebelumnya, kepemilikan pemerintah dalam saham PTPP dan ADHI akan digantikan oleh Perumnas selaku induk usaha.
Deputi bidang Energi, Logistik, dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, kajian teknis untuk pembentukan kedua holding ini telah selesai dilakukan oleh pemerintah. Mereka pun sudah berkumpul dengan para emiten BUMN seperti WSKT, WIKA, JSMR. PTPP, dan ADHI.
Meski begitu, ia masih belum bisa memprediksi kapan holding infrastruktur dan holding perumahan ini akan terbentuk. "Pembentukan holding ini belum memiliki payung hukum sehingga masih belum bisa dilaksanakan," ujar Edwin di Jakarta, Rabu (17/1).
Berdasarkan potensi penambahan total aset dari tahun 2016-2019, pembentukan holding infrastruktur diperkirakan dapat memberikan nilai tambah sebesar Rp 17 triliun. Sedangkan holding perumahan diprediksi bakal memberikan nilai tambah sebesar Rp 34 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News