Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pergerakan harga Surat Utang Negara (SUN) pada Kamis (16/6) disokong oleh penguatan nilai tukar rupiah serta hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS).
Mengacu Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per Kamis (16/6), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price terangkat 0,05% dibandingkan hari sebelumnya ke level 112,88.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menuturkan, ada dua faktor yang menopang kenaikan harga obligasi negara pada perdagangan kemarin.
Pertama, keputusan Bank Sentral AS alias The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 0,25% - 0,5%. Hasil FOMC Meeting juga menunjukkan bahwa The Fed memangkas ekspektasi kenaikan suku bunga untuk tahun 2017 dan jangka panjang. "Ini memberikan sinyal bahwa kebijakan Bank Sentral Amerika masih akomodatif," tukasnya.
Kedua, penguatan nilai tukar rupiah di hadapan dollar AS sejak awal perdagangan kemarin. Pelaku pasar merespons positif dengan mengakumulasi SUN di pasar sekunder.
Namun, Made berpendapat, kenaikan harga obligasi negara kemarin cenderung terbatas. Sebab, pasar obligasi masih dibayangi kekhawatiran pelaku pasar terhadap rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Selain itu, investor kemarin juga menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang dirilis Kamis (16/6) sore.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News