Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Permintaan PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) untuk menyuspensi sahamnya dilakukan lantaran adanya pelanggaran kovenan pada salah satu fasilitas utang yang diberikan kepada anak usahanya. Di mana, BLTA bertindak sebagai penjamin (guarantor) dari fasilitas tersebut. Selain itu, ada pula anak usaha Perseroan yang telah gagal bayar pada fasilitas sewa guna usaha (lease) tertentu.
Presiden Direktur BLTA Widihardja Tanudjaja dalam keterbukaan informasi BEI yang dirilis Kamis (26/1) menjelaskan, kelesuan ekonomi dunia yang diperparah pertumbuhan armada kapal dunia yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir, menyebabkan terus turunnya tarif tambang sektor pelayaran. Di sisi lain, biaya bunker dan biaya-biaya operasi usaha lainnya justru naik, sehingga mempengaruhi usaha dan posisi keuangan Perseroan secara signifikan.
Dia menyebut, meskipun pihaknya berharap tarif tambang akan membaik pada periode-periode mendatang, namun perusahaan harus mengambil langkah-langkah supaya bisa terus mendukung efisiensi struktur permodalan dan meningkatkan modal kerja perusahaan.
Saat ini, BLTA sedang meminta nasihat terkait kejadian tersebut, untuk menilai dampak yang dapat terjadi pada posisi dan kondisi keuangannya. Widihardja berjanji, perseroan akan memberikan pengumuman lebih lanjut, jika perusahaan telah mendapatkan kejelasan mengenai hal ini.
Sebagai catatan, untuk tahun ini, pembayaran pokok pinjaman yang telah dijadwalkan harus dibayar terdiri dari pinjaman bank, obligasi dan finance lease dengan total sekitar US$ 418 juta.
Nah, BLTA telah memutuskan untuk sementara waktu menghentikan pembayaran kembali atas semua fasilitas pinjaman bank dan obligasi, pembayaran ship lease, serta semua kewajiban serupa di semua anak usahanya, kecuali PT Buana Listya Tama Tbk (BULL). Namun, Perseroan berkomitmen akan tetap menjalankan operasi dan usahanya secara normal.
Widihardja mengaku, Perseroan telah menunjuk FTI Consulting (FTI) sebagai penasihat keuangan Perseroan untuk melaksanakan tinjauan keuangan, guna membantu menentukan posisi keuangan. FTI juga akan memberikan nasihat dan membantu memberikan solusi untuk melakukan restrukturisasi aktivitas operasional dan penyelenggaraan keuangan Grup bekerja sama dengan kreditur keuangan.
Widihardja menuturkan, karena proses tinjauan keuangan sedang berlangsung, makanya BLTA meminta suspensi perdagangan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Singapura (SGX-ST) secara bersamaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News