kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Inilah 4 strategi PTBA hadapi tekanan biaya


Selasa, 04 September 2012 / 15:06 WIB
Inilah 4 strategi PTBA hadapi tekanan biaya
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan papan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Astri Kharina Bangun |

JAKARTA. Penurunan permintaan menyebabkan laba bersih sejumlah perusahaan batubara rata-rata menciut pada semester pertama 2012. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang juga mengalaminya kini menyiapkan skenario mengatasi tekanan biaya itu.

Direktur Utama Bukit Asam Milawarma menyebut ada empat strategi yang dilakukan perseroan.

Pertama, mengoptimalkan peralatan produksi yang menggunakan energi listrik. Hal ini bertujuan mengurangi struktur biaya produksi yang sekitar 20%-30% terpakai untuk bahan bakar minyak (BBM),

"Kalau peralatan listrik dimaksimalkan, beban BBM bisa kami kendalikan," ujar Milawarma, Selasa (4/9).

Kedua, meningkatkan volume batubara berkualitas tinggi (di atas 6.000 kkal/gr) untuk kebutuhan ekspor. Pasalnya, permintaan batubara jenis ini masih tinggi dari negara-negara seperti Jepang dan Malaysia. PTBA juga akan menurunkan eskpor batubara berkualitas rendah sehingag bisa mempertahankan margin dan pendapatan.

Ketiga, mengendalikan stripping ratio atau rasio perbandingan antara volume lapisan tanah yang harus digali dengan tonase batubara yang diambil. Menurut Milawarma, semakin tinggi stripping ratio, semakin besar biaya yang dikeluarkan.

Keempat, mengalihkan pembatalan penjualan batubara untuk pasar China Selatan ke pasar India. Sebagai informasi, cadangan batubara di wilayah China Selatan mengalami kelebihan stok. Alhasil, ini menahan permintaan ekspor batubara dari luar China. Untungnya di saat yang sama, India sedang membutuhkan pasokan batubara dalam jumlah besar. Adapun jenis batubara yang dibutuhkan India sama dengan yang biasa diminta China.

"Potensi suplai batubara dari Bukit Asam ke India berkisar 1 juta-2 juta ton," kata Milawarma.

Sebagai catatan, per semester I 2012, Bukit Asam membukukan penurunan laba bersih sebesar 3% menjadi Rp 1,56 triliun dibandingkan semester I 2011 senilai Ro 1,6 triliun.

Kendati demikian, perseroan tetap optimistis dengan kinerja hingga akhir tahun. Pasalnya, pendapatan PTBA masih naik 13% menjadi Rp 5,79 triliun.

Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 2012, Bukit Asam menargetkan pendapatan tahun ini mencapai Rp 15 triliun dan laba bersih senilai Rp 3,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×