Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menyampaikan strategi perusahaan dalam menjaga kinerja dan mempertahankan kepercayaan investor di tengah polemik BUMN Karya.
Corporate Secretary WIKA Mahendra Vijaya mengatakan, WIKA saat ini tengah fokus menjalankan restrukturisasi utang dan penyehatan keuangan perusahaan. Hal itu merupakan salah satu poin dari delapan upaya menyehatkan keuangan perusahaan.
Kedelapan upaya itu adalah restrukturisasi keuangan, perbaikan tata kelola dan manajemen risiko, serta percepatan likuidasi piutang.
Baca Juga: WIKA: Progres Proyek Istana Presiden di IKN di Kawasan IKN Sudah 36,58%
Kemudian, asset recycling sesuai model bisnis serta refocusing portofolio orderbook.
“Dulu WIKA cenderung mengambil proyek hanya melihat dari seberapa besar nilai proyeknya. Namun, saat ini mayoritas proyek WIKA pembayarannya sudah monthly progress,” ujarnya saat ditemui Kontan.co.id, Jumat (24/11).
Lalu, efisiensi operating expense, penurunan saldo supply chain financing, serta penguatan struktur permodalan.
“Kami konservatif dulu. Tetapi, langkah ini kami nilai sudah membuahkan hasil, karena WIKA mampu mencatatkan penambahan nilai kontrak sampai Rp 21,44 triliun per September. Artinya, WIKA masih dipercaya,” paparnya.
Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi di laman BEI, Mahendra menjelaskan, ada beberapa hal yang mengakibatkan WIKA masih mengalami defisit kas dan kebutuhan modal kerja.
Baca Juga: Kontrak Baru Wijaya Karya (WIKA) Sampai Akhir 2023 Diperkirakan Capai Rp 27 Triliun
Pertama, pembayaran kepada pemasok WIKA lebih besar dari penerimaan pelanggan Perseroan termasuk kebutuhan biaya usaha dan pembayaran pajak.
“Hal ini karena WIKA masih belum menerima pembayaran sepenuhnya dari para pemberi kerja yang masih mengalami dampak akibat pandemi covid-19. Beberapa pemberi kerja juga masih dalam proses financial closing, sementara pekerjaannya sudah diselesaikan oleh Perseroan,” ungkapnya dalam keterbukaan informasi.
Kedua, adanya beban bunga yang ditanggung oleh WIKA untuk modal kerja yang penerimaan terminnya belum sepenuhnya masuk dan kebutuhan pendanaan untuk proyek investasi jangka panjang yang didanai dengan pinjaman.
Ketiga, adanya kebutuhan untuk membiayai proyek investasi yang masih berjalan agar dapat diselesaikan, sehingga dapat dilakukan asset recycling atas proyek tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News