Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perolehan kontrak baru PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) tahun ini diperkirakan tak sebesar tahun lalu.
WIKA memproyeksikan kontrak baru mencapai Rp 25 triliun - Rp 27 triliun hingga akhir tahun 2023.
Corporate Secretary Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan hingga akhir 2023 WIKA memproyeksikan raihan kontrak baru mencapai sekitar Rp 25 triliun - Rp 27 triliun. Nilai kontrak baru ini turun dari capaian pada 2022 sebesar Rp 33,35 triliun.
Ia menjelaskan, turunnya capain nilai kontrak baru di tahun ini lantaran WIKA sedang dalam keadaan standstill atau penghentian sementara pembayaran kewajiban finansal ke kreditur.
"Ya kami memproyeksikan nilai kontak baru tahun 2023 turun dari capain di tahun lalu," kata Mahendra saat ditemui Kontan.co.id, Jumat (24/11).
Baca Juga: 12 Kreditur Wijaya Karya (WIKA) Beri Lampu Hijau untuk Restrukturisasi Utang
Lebih lanjut, Mahendra menyampaikan, WIKA cenderung mengikuti tender dengan terbatas. Ada tender yang mensyaratkan adanya pinjaman perbankan atau pembukukan laporan tahunan dengan laba.
"Karena tidak memenuhi syarat itu, WIKA tidak bisa mengikuti tender," ujar Mahendra.
Saat ini, WIKA memang sangat selektif dalam memilih proyek terutama dalam hal kepastian pembayaran, terdapat uang muka dan monthly payment serta sudah melalui Komite Manajemen Resiko Konstruksi. Harapannya proyek-proyek yang didapatkan WIKA dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu serta memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan.
Mahendra memprediksi, perlambatan nilai kontrak baru juga akan terjadi di tahun depan sebagai akibat perhelatan pemilihan umum (pemilu). Penawaran tender baru mulai muncul pada kuartal II dan kuartal III 2024.
"Biasanya siklus di tahun Pemilu seperti 2014 dan 2019 perolehan nilai kontrak baru juga turun. Namun, kami mengharapkan WIKA bisa mempertahankan nilai kontrak baru di tahun depan setidaknya mencapai Rp 25 triliun," tandas Mahendra.
Hingga September 2023, WIKA mengantongi kontrak baru sebesar Rp 21,44 triliun per September 2023. Raihan itu naik 12,5% secara tahunan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 19,06 triliun.
Kontribusi terbesar pada perolehan kontrak baru tersebut berasal dari segmen infrastruktur dan bangunan gedung sebesar 49,6%, disusul dari segmen industri, EPCC, properti dan investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News