Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan menurunkan suku bunga acuan BI sebesar 25 basis poin (bps) dari 5% menjadi 4,75% sebagai langkah mempertahankan stabilitas ekonomi pasca epidemi virus corona.
Pemangkasan suku bunga oleh BI akan berdampak pada imbal hasil reksadana pasar uang. Pasalnya portofolio reksadana pasar uang berisikan deposito dan obligasi jangka pendek yang return-nya mengikuti suku bunga acuan BI.
Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI), Alvin Pattisahusiwa mengatakan kinerja reksadana pasar uang sangat bergantung pada kebijakan pemerintah. “Reksadana pasar uang akan sangat bergantung pada pergerakan suku bunga,” kata Alvin kepada Kontan.co.id Jumat (21/2).
Baca Juga: Suku bunga turun, manajer investasi siapkan strategi mendongkrak reksadana pasar uang
Selain pergerakan suku bunga, reksadana pasar uang juga terpengaruh oleh tingkat kupon dari obligasi yang menjadi aset dasarnya. Dalam menyikapi pemangkasan suku bunga, Alvin mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan strategi agar imbal hasil yang ditawarkan oleh reksadana pasar uang MMI tetap kompetitif dan memuaskan para investor. “Menyiapkan racikan portofolio yang tepat dengan menyandingkan antara likuiditas dan imbal hasil,” kata dia.
Likuiditas yang dimaksud diperoleh dengan kas dan deposito jangka pendek. Sedangkan imbal hasil diperoleh dari deposito dengan jangka waktu enam bulan hingga satu tahun serta obligasi baik pemerintah maupun korporasi bertenor di bawah satu tahun.
Di sisi lain, Alvin mengatakan pemotongan suku bunga dapat memberikan imbal hasil yang menarik bagi para investor. “Adanya pemotongan suku bunga membuat imbal hasil reksadana pasar uang menarik terutama untuk reksadana pasar uang yang memiliki strategi underlying asset deposito di bawah satu bulan dan obligasi di bawah satu tahun,” imbuh dia.
Baca Juga: Prospek reksadana pasar uang masih positif pasca pemangkasan suku bunga BI
Alvin juga optimistis produk reksadana pasar uang MMI telah mampu mencakup segala kebutuhan investor akan optimalisasi cash management. Alhasil, MMI belum akan mengeluarkan produk reksadana pasar uang dalam waktu dekat. “Kami sudah memiliki dua reksadana pasar uang (MIPU dan MIPU2) dengan strategi imbal hasil yang kompetitif dan fitur T+0 atau setelmen di hari yang sama,” tandasnya.
Alvin memproyeksikan reksadana pasar uang milik MMI dapat memberikan return sebesar 5% hingga 5,5% dengan target asset under management (AUM) keseluruhan reksadana meningkat sebesar 13,79% menjadi Rp 66 triliun pada tahun 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News