Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
Adapun diharapkan kinerja KAEF mampu tumbuh double digit dan akan terus dipertahankan dan ditingkatkan untuk pertumbuhan baik revenue maupun bottom line.
Begitu juga dengan anak usahanya PT Phapors Tbk (PEHA) melihat peluang besar untuk memperkuat bisnis PEHA di manufaktur. Sekretaris Perusahaan PEHA Zahmila Akbar menjelaskan hingga saat ini mayoritas penjualan PEHA kontribusinya dari bisnis manufaktur yakni obat generik.
“Penjualan obat generik menguasai 52% penjualan dari keseluruhan total omzet PEHA,” jelas Mila, panggilan akrabnya.
Adapun pada penggabungan perusahaan BUMN farmasi, menurut Mila Phapros memiliki kapabilitas dan kelengkapan fasilitas produksi yang dimiliki serta portofolio produk yang lengkap.
Baca Juga: Kabelindo Murni (KBLM) sudah serap 80% belanja modal
PEHA juga menyiapkan belanja modal dan investasi rutin di PT Lucas Djaja sebagai anak perusahaan PEHA yang turut menguatkan rantai produksi obat PEHA.
Mila yakin dampak holding bisa dirasakan secepatnya terutama dalam hal sinergisme. Sebab holding farmasi ini dapat memperkuat bisnis down stream maupun up stream PEHA.
Pasca-holding Mila bilang target PEHA adalah bisa menjaga pertumbuhan double digit baik secara pendapatan maupun laba. Di tahun ini PEHA menargetkan kinerja bisa tumbuh 20%-30% dan nantinya target di 2020 akan menyesuaikan dengan pencapaian PEHA di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News