kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,76   6,12   0.66%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi Adhi Karya mengantisipasi penundaan proyek infrastruktur pemerintah


Selasa, 18 September 2018 / 23:03 WIB
Ini strategi Adhi Karya mengantisipasi penundaan proyek infrastruktur pemerintah
ILUSTRASI. LRT Jabodebek


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya (persero) Tbk (ADHI) menyiapkan strategi untuk mengantisipasi rencana penundaan proyek infrastruktur pemerintah. 

Ki Syahgolang, Sekretaris Perusahaan Adhi Karya melihat, setiap menjelang tahun pemilu memang terjadi sedikit fluktuasi terhadap pasar konstruksi, namun setelah pemilu biasa kembali terjadi peningkatan. "ADHI telah membuat rencana antisipasi dengan menyasar berbagai proyek BUMN dan swasta, terlebih saat ini ADHI juga sudah memulai pengembangan bisnis properti TOD di sekitar stasiun LRT yang diyakini memiliki peluang untuk berkembang sehingga dapat menjaga keberlanjutan pertumbuhan bisnis ADHI,” ujar Ki Syahgolang kepada Kontan.co.id, Selasa (18/9).

Ki Syahgolang menyebut dari komposisi proyek yang didominasi proyek LRT yang ditargetkan selesai tahun depan. Dengan begitu, kinerja Adhi akan terus positif. “Buktinya, progress proyek LRT sudah 44,8% dan dari total nilai kontrak sebesar Rp 23 triliun, ini bisa menambah kinerja keuangan ADHI,” tambahnya.

Sebagai informasi, Ki Syahgolang menjelaskan sampai Agustus 2018, ada tiga proyek baru yang akan dijalankan ADHI yaitu Mui-Ureka Tower senilai Rp 400 miliar, bandara Biak Rp 208 miliar, dan renovasi stadion Manahan, Solo senilai Rp 274 miliar. Total Rp 882 miliar. “Tetapi ini belum termasuk proyek kecil. Jadi total kontrak baru ADHI sampai Agustus 2018 sebesar Rp 8,49 triliun,” katanya.

Ke depannya, ADHI mengincar kontrak pengerjaan dermaga, bandara dan bendungan. Karena nilai proyek ini besar. 

Sebagai gambaran, sebagian besar proyek yang dijalankan ADHI didominasi pengerjaan gedung 77%, jembatan 10%, dan lainnya seperti properti dan epc 13%. Sementara sampai Agustus ini, sumber dana proyek yang diperoleh Pemerintah hanya sekitar 17% yang didapat Adhi Karya, sisanya BUMN 35%, dan swasta 48%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×