kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ini siasat MI menghadapi penyusutan efek syariah


Jumat, 23 Mei 2014 / 17:47 WIB
Ini siasat MI menghadapi penyusutan efek syariah
ILUSTRASI. Pemerintah akan mengevaluasi pembiayaan penanganan pasien Covid-19.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Aset dasar reksadana syariah semakin berkurang. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat daftar efek syariah (DES) pada periode I tahun 2014 susut menjadi 322 saham emiten dan perusahaan publik dibandingkan periode II 2013 lalu yang berjumlah 336 saham.

Apabila dilihat dari per sektor industri, saham DES periode I 2014 didominasi oleh saham sektor perdagangan berjumlah 83. Sedangkan lainnya merupakan sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan mencapai 49.

Kemudian, saham sektor industri dasar dan kimia mencapai 46. Saham sektor pertambangan dan industri barang konsumsi masing-masing mencapai 30 dan 29.

Lalu, saham sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi mencapai 29. Saham sektor aneka industri mencapai 28. Kemudian, saham sektor pertanian dan keuangan masing-masing 11 dan 1. Selain itu, juga ada saham tidak listing mencapai 12. Serta saham perusahaan publik mencapai 4.

DES merupakan panduan investasi bagi pihak pengguna, seperti manajer investasi pengelola reksadana syariah, asuransi syariah dan investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi pada portfolio efek syariah.

Daftar ini juga menjadi panduan bagi penyedia indeks syariah, seperti PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). DES ini mulai berlaku efektif pada 1 Juni 2014.

Ridwan Soetedja, Direktur Panin Asset Management mengatakan berkurangnya saham dalam DES tidak akan mempengaruhi strategi investasi dalam mengelola reksadana syariah. "Tidak ada pengaruhnya karena hanya berkurang sedikit," ujar Ridwan, Jakarta, Jumat (23/5).

Tahun ini, pihaknya melirik sejumlah sektor saham seperti aneka industri, properti dan konstruksi untuk menjadi aset dasar reksadana syariah. Selain itu, Panin Asset Management juga mengoleksi saham-saham di sektor industri dasar dan kimia.

Dia menargetkan kinerja reksadana saham syariah yang dikelola perusahaan bisa outperform 3% di atas Index Saham Syariah Indonesia (ISSI). "Untuk syariah, benchmark kami adalah ISSI. Dan kami menargetkan kinerja reksadana saham syariah bisa di atas ISSI," ujar Ridwan.

Panin memiliki sejumlah reksadana syariah seperti Panin Dana Syariah Saham dan Panin Dana Syariah Berimbang. Data Infovesta Utama, kedua produk tersebut mampu memberikan return kinclong masing-masing 14,41% dan 13,48% secara year to date hingga akhir April 2014.

Agus Yanuar, Direktur Utama Samuel Aset Manajemen mengatakan tahun ini pihaknya akan mulai mengincar saham-saham di sektor komoditas yang memiliki balanced sheet kuat. "Secara selektif kami akan mulai mengakumulasi saham-saham CPO (crude palm oil), metal dan batubara," ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×