kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini sentimen yang membuat rupiah kembali menguat ke Rp 15.415 per dolar AS


Kamis, 23 April 2020 / 18:16 WIB
Ini sentimen yang membuat rupiah kembali menguat ke Rp 15.415 per dolar AS
ILUSTRASI. Rupiah berhasil menguat pada penutupan hari ini


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali berhasil melanjutkan tren positif pada perdagangan hari ini. Buktinya, pada Kamis (23/4), mata uang Garuda kembali ditutup menguat. Padahal sepanjang perdagangan hari ini, rupiah cenderung melemah.

Merujuk Bloomberg, hari ini rupiah ditutup di level Rp 15.415 per dolar Amerika Serikat (AS), naik 0,23% dibandingkan penutupan Rabu (22/4) yang berada di level Rp 15.450 per dolar AS.

Sementara itu, rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) masih melemah 0,40% ke level Rp 15.630 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah kembali berbalik menguat 0,23% ke Rp 15.415 per dolar AS pada penutupan

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, penguatan rupiah sejalan dengan mulai stabilnya harga minyak mentah dunia yang pada akhirnya membuat aset berisiko kembali dilirik, termasuk rupiah.

“Dari dalam negeri, pernyataan Gubernur BI Perry Warjiyo, yang mengatakan puncak kepanikan global akibat pandemi sudah berlalu, pada pekan kedua April kemarin masih menjadi angin segar,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Kamis (24/3).

Sementara itu, Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengungkapkan, tambahan stimulus dari pemerintah AS turut menjadi sentimen penguatan rupiah. Investor global kembali mendapatkan tambahan kepercayaan setelah parlemen AS menyetujui paket stimulus virus corona senilai kurang lebih US$ 500 miliar.

“Di saat yang sama, hal tersebut menekan Indeks dolar AS dan pada akhirnya ikut mendorong penguatan harga minyak global dan komoditas lainnya,” pungkas Fikri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×