CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Ini sentimen utama yang menjadi pemberat laju rupiah hari ini


Kamis, 27 Februari 2020 / 19:04 WIB
Ini sentimen utama yang menjadi pemberat laju rupiah hari ini
ILUSTRASI. Rupiah kembali ke level di atas Rp 14.025 per dolar AS


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah belum berhasil bangkit dan kembali mengalami koreksi. Mengutip Bloomberg, Kamis (27/2), rupiah di pasar spot ditutup melemah ke level Rp 14.025 per dolar Amerika Serikat (AS).

Artinya, mata uang Garuda ini turun 0,61% dibandingkan dengan penutupan di hari sebelumnya yang berada di level Rp 13.940. 

Setali tiga uang, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI), mata uang Garuda ini juga turun 0,37% ke posisi Rp 14.018 per dolar AS.

Baca Juga: BI yakini dana asing akan kembali masuk ke pasar Indonesia

Analis Kapital Global Investama Alwi Assegaf mengatakan, pelemahan rupiah masih ditopang oleh perkembangan virus corona. Terlebih penyebaran virus corona semakin meluas dan telah sampai ke Brasil, yang menjadi negara Amerika Latin pertama yang terkonfirmasi virus corona.

“Selama isu virus terus merebak, sentimen tersebut masih menjadi pemberat bagi rupiah. Terbukti bahwa virus tersebut sudah mulai berdampak pada perekonomian Indonesia, yang terlihat dari merosotnya ekspor di Januari,” terang Alwi kepada Kontan.co.id, Kamis (27/2).

Serupa, Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana menyebut, virus corona masih menjadi faktor utama pemberat pergerakan rupiah. Persebaran virus corona yang semakin masif menjadikan risiko mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah, semakin tertekan.

“Untuk hari ini, sentimen yang menekan rupiah masih berasal dari persebaran virus corona yang semakin meluas,” tutur Fikri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×