Reporter: Yuliani Maimuntarsih, Sanny Cicilia | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Sekuritas asing yang berbisnis efek rupanya bergerak agresif sepanjang tiga kuartal I tahun ini. Posisi puncak, ditempati oleh Credit Suisse Securities Indonesia yang menguasai pangsa pasar brokerage sampai dengan 7,14%.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), sekuritas yang berinduk bank investasi di Swiss itu tercatat mentransaksikan 55,36 miliar efek, baik transaksi jual maupun beli. Total nilainya mencapai Rp 174,29 triliun sepanjang Januari-September lalu.
Posisi teratas berikutnya diisi CIMB Sekuritas Indonesia, USB Securities Indonesia, Deutsche Securities Indonesia, Deutsche Securities Indonesia, dan Macquarie Capital Securities Indonesia.
Barulah pemain lokal, mandiri sekuritas muncul di posisi ke-tujuh dengan pangsa pasar 3,94%. Meski sulit menembus dominasi pemain asing, anak usaha Bank Mandiri itu berhasil meningkatkan pangsa pasarnya di posisi Januari sampai Agustus lalu sebesar ,69%.
Ketika bisnis penjaminan emisi menjadi lebih redup lantaran banyak korporasi takut nilai sahamnya tergerus penurunan di pasar modal, banyak perusahaan sekuritas menggenjot bisnis ritel.
Bahana Securities yang berada di peringkat 10 besar perusahaan perdagangan efek Tanah air ini pun menyiapkan strategi untuk memacu kencang bisnis ritel ini salah satunya adalah dengan menggandeng perusahaan sekuritas asing.
“Ini kami lakukan agar kami juga banyak dikenal oleh luar negeri,” kata Harry Su, Head of Equities & Research Bahana Securities.
Ketika pasar berfluktuasi tajam di bulan Agustus – September lalu, Harry mengaku, bisnis brokerage Bahana tetap stabil. Dia bilang, Bahana mentransaksikan efek Rp 400 miliar per hari. Dari data BEI, Bahana Securities meraup pangsa pasar 3% sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini dengan nilai Rp 73,67 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News