Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Analis Jasa Capital Utama Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, ada beberapa aspek yang harus dicermati investor selain faktor PER. Hal ini karena perhitungan PER menggunakan data yang lampau (data historis). Salah satu alternatif lain adalah dengan mencermati prospek bisnis emiten ke depannya.
“Kita harus mengetahui prospek bisnisnya, apakah masih dapat bertahan atau tidak,” ujar Chris kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: IHSG Hijau, Ini 10 Saham LQ45 dengan PER Tertinggi dan Terendah (26/9)
Misalkan saja LPPF. Meskipun memiliki PER yang relatif rendah (3,91), tetapi prospek bisnis LPPF dinilai masih cukup menantang ke depannya. Pasalnya, selain bersaing dengan toko konvensional sejenis, Matahari Departement Store juga memiliki kompetitor lain yakni toko daring (online shop).
Di sisi lain, PTPP dinilai memiliki prospek bisnis yang cerah. Hal ini sejalan dengan program pemerintah saat ini yang fokus pada pembangunan infrastruktur. Selain prospek bisnis, aspek fundamental lain yang harus dicermati adalah pertumbuhan pendapatan.
Investor harus bisa memperkirakan apakah perusahaan tersebut mampu mencetak pendapatan yang positif ke depannya. Untuk itu, ia merekomendasikan untuk membeli (buy) saham UNTR dengan target harga Rp 25.000 per saham, PTPP dengan target harga Rp 1.800 per saham, dan ADRO dengan target Rp 1800 per saham.
“Ketiga emiten ini menarik karena labanya masih bertumbuh,” tambah Chris.