kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.779   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.473   -6,24   -0,08%
  • KOMPAS100 1.155   0,64   0,06%
  • LQ45 915   1,60   0,18%
  • ISSI 226   -0,60   -0,26%
  • IDX30 472   1,43   0,30%
  • IDXHIDIV20 570   2,50   0,44%
  • IDX80 132   0,24   0,18%
  • IDXV30 140   1,26   0,90%
  • IDXQ30 158   0,58   0,37%

Ini sebab nilai IPO 2017 lebih kecil


Senin, 18 Desember 2017 / 14:13 WIB
Ini sebab nilai IPO 2017 lebih kecil


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mengajak perusahaan baru untuk melantai di pasar modal. Upaya ini secara tidak langsung turut memperbesar kapitalisasi pasar modal. Saat ini kapitalisasi pasar modal berkisar Rp 6.751 triliun.

Samsul Hidayat, Direktur Penilaian BEI menyatakan, nilai perusahaan yang melakukan penerbitan saham perdana alias initial public offering (IPO) pada tahun ini memang lebih kecil, terutama bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Tahun lalu, sekitar 16 perusahaan itu Rp 12 triliun-an. Tahun ini, 34 perusahaan Rp 8,8 triliun," kata Samsul di BEI, Jakarta, Senin (18/12).

Meski demikian, dia menyatakan, hal ini menggambarkan banyak perusahaan skala menengah dan kecil yang mulai membuka diri. "Mereka memberi kesempatan kepada orang lain untuk menjadi pemilik perusahaan mereka," katanya.

Menurut Samsul, bukan sebuah masalah bila perusahaan kecil melantai di BEI. Pasalnya, berkaca pada perusahaan teknologi seperti Apple, usai melantai di pasar modal, harga saham Apple justru melejit. Kapitalisasi pasar Apple bahkan kini dua kali lipat kapitalisasi pasar BEI. "Tidak perlu menunggu besar untuk IPO, tapi dengan IPO-lah menjadi besar," lanjutnya.

Dia menambahkan, bila emiten kecil banyak ditransaksi, artinya berkinerja bagus. Apalagi emiten besar yang banyak ditansaksikan. Pasalnya, likuiditas adalah kunci. "Semakin banyak ditransaksikan semakin bagus," imbuhnya.

Samsul menyatakan, selama ini faktor penggerak IHSG banyak terjadi oleh pergerakan emiten dengan kapitalisasi pasar besar. Diantaranya seperti TLKM, BBRI, BMRI, dan lain sebagainya. "Kalau mereka naik, maka indeks naik. Tapi kalau perusahaan kecil-menengah ini naik dua kali lipat sekalipun, tidak begitu nampak," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×