Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi ekonomi global yang kian menantang akibat pandemi virus korona membuat para investor sangat berhati-hati menempatkan dananya. DBS dalam risetnya yang diterima KONTAN, Jumat (27/3), memberi pandangan bagaimana seharusnya alokasi portofolio global pada kuartal II-2020 ketika kondisi pasar keuangan saat ini tak menentu.
Jika jumlah kasus terinfeksi virus korona di AS dan Eropa melambat dalam beberapa bulan ke depan melewati musim panas, diharapkan pasar keuangan global akan segera stabil dan pulih. Kemudian situasi yang membaik di China, disusul oleh pembukaan kembali pabrik-pabrik, dan akhirnya pencabutan pembatasan di Hubei, merupakan tanda bahwa pandemi dapat diatasi.
"Kami terus menganjurkan portofolio campuran (barbell) karena portofolio jenis itu akan mendiversifikasi aset secara global di dua area," ujar Hou Wey Fook, Chief Investment Officer, Consumer Banking & Wealth Management Bank DBS dalam riset.
Fokus pertama adalah obligasi korporasi dan surat berharga yang menghasilkan dividen yang berperan sebagai ‘penghasil pendapatan’. Sementara saham berperan sebagai ‘peningkat pengembalian’ di area lain.
Baca Juga: Analis: Kenaikan indeks obligasi hanya akan terjadi dalam jangka pendek saja
Emas juga bisa dijadikan pilihan sebagai ‘pengalih risiko’ ke portofolio. Dalam hal saham, sektor teknologi, layanan kesehatan. "Sektor-sektor ini memberikan kinerja baik dibandingkan dengan indeks pasar yang mendasarinya," ujar Hou.
Saham-saham di China juga menjadi salah satu yang masuk radar. Menoleh ke belakang, insiden SARS pada 2003 menyebabkan gangguan jangka pendek pada pasar. Hongkong, misalnya, pada awalnya terkoreksi 10% tetapi kemudian pulih. Harapannya peta jalannya tidak akan berbeda setelah situasi virus korona ini stabil. Selain itu dengan tingkat rasio pencadangan sebesar 12,5%, People’s Bank of China memiliki ruang kebijakan moneter lebih lanjut untuk memasok likuiditas ke sektor korporasi dan konsumen yang lebih luas.
Adapun sektor teknologi akan terangkat oleh kebutuhan data dan konektivitas andal yang semakin meningkat. Adopsi 5G global diproyeksikan akan lepas landas mulai tahun 2020, dengan latar ketersediaan perangkat kompatibel untuk 5G.
Baca Juga: Ekonomi AS mungkin saja sudah mulai resesi, tapi apakah bisa lebih buruk?
Untuk itu investor harus memposisikan peluang investasi dengan kebangkitan 5G dan ekosistemnya, termasuk sektor semikonduktor, sektor peralatan, dan layanan terkait, seperti, platform berbagi jaringan, otomasi industri, AI, jaringan awan, jaringan pintar utilitas dan analitik data.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News