kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.196   61,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.106   12,55   1,15%
  • LQ45 877   9,19   1,06%
  • ISSI 220   3,21   1,48%
  • IDX30 449   5,23   1,18%
  • IDXHIDIV20 541   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,64   1,31%
  • IDXV30 135   1,63   1,22%
  • IDXQ30 149   1,31   0,89%

Ini saran analis untuk saham yang jadi top losers IHSG sepanjang tahun ini


Rabu, 11 Desember 2019 / 22:51 WIB
Ini saran analis untuk saham yang jadi top losers IHSG sepanjang tahun ini
ILUSTRASI. Investor mengamati pergerakan saham emiten di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/11). Sejak awal tahun hingga saat ini (year-to-date/ytd), terdapat beberapa saham yang harganya terjun bebas. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun hingga saat ini (year-to-date/ytd), terdapat beberapa saham yang harganya terjun bebas. Beberapa dari saham-saham tersebut ada yang harganya tergerus hingga 90%.

Sebut saja saham PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ) yang secara ytd harganya anjlok hingga 94,57%. Pun begitu dengan saham PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) yang harga sahamnya tergerus 92,46%.

Baca Juga: Jalin kerja sama, ini rekomendasi analis untuk saham MNCN dan SCMA

Tak mau ketinggalan, saham emiten pelat merah PT Indofarma Tbk (INAF) juga merosot 92,37% sejak awal tahun. Harga saham PT SMR Utama Tbk (SMRU) juga turun 92,31% secara ytd. 

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menilai, saham-saham yang anjlok ini secara fundamental memang tidak menarik untuk dijadikan lahan investasi. Menurut dia, kenaikan harga saham yang ada hanya sementara, bukan ditopang oleh kinerja yang baik. 

Ambil contoh FORZ yang per September 2019 menunjukkan penurunan pendapatan 85,13% secara tahunan, dari Rp 55,14 miliar menjadi Rp 8,20 miliar.

Baca Juga: Analis: Hindari saham-saham yang harganya turun drastis sejak awal tahun

Emiten ini juga mencatatkan rugi bersih Rp 5,67 miliar, setelah pada periode sama tahun sebelumnya masih membukukan untung bersih Rp 2,13 miliar.

Oleh karena itu, Chris menyarankan, bagi investor yang sudah terlanjur memiliki saham-saham tersebut untuk hold terlebih dahulu sambil memperhatikan level stop loss.

"Terkait posisi saat ini yang mana sudah turun cukup dalam, lebih baik lihat area-area support-nya," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (11/12).

Ia juga menyarankan agar investor melihat kembali  kinerja perusahaan-perusahaan tersebut untuk menentukan langkah investasi ke depannya. Sementara itu, bagi investor yang belum memegang saham-saham ini, Chris merekomendasikan untuk avoid.

Baca Juga: BCA akuisisi Rabobank, Dirut: Akan digabung dengan salah satu anak usaha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×