Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ketidakpastian pasar, perusahaan real estate PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) optimistis pihaknya dapat menghadapi dampak covid-19.
Optimisme ini didorong oleh utang bersih terhadap ekuitas LPKR berada di angka 21%. LPKR mengklaim level tersebut diklaim lebih baik di antara perusahaan-perusahaan sejenis lainnya.
Baca Juga: Ini jurus Lippo Karawaci (LPKR) hadapi masa ketidakpastian akibat wabah corona
Adapun saat ini LPKR memiliki lebih dari Rp 3,5 triliun dalam bentuk tunai secara substansial dalam mata uang USD dan SGD.
Apalagi, selama tiga bulan terakhir LPKR telah secara proaktif mengambil langkah-langah untuk memperkuat fleksibilitas keuangannya.
" Hal ini nantinya akan membantu kami menavigasikan diri secara efektif untuk melalui suatu situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata CEO Lippo Karawaci John Riady dalam keterbukaan informasi yang disampaikan, Senin (30/3).
Ke depannya, perusahaan dengan bisnis inti pengembangan perumahan di daerah perkotaan, lifestyle malls, dan layanan kesehatan itu akan terus melakukan penghemanatan biaya sehingga bisa menurunkan biaya operasional pada tahun fiskal 2020. LPKR juga menargetkan pengurangan lebih lanjut dalam hal biaya operasional, belanja modal, dan modal kerja.
Baca Juga: Karyawannya berstatus ODP corona, Bank Keb Hana tutup KCP Karawaci Pinansia
Asal tahu saja, untuk menekan modal kerja, pihaknya saat ini terus bergerak maju untuk divestasi Lippo Mal Puri. Minggu ini LPKR juga menerapkan pengurangan jam operasional di berbagai mal-mal dan hotel-hotel. Diharapkan langkah ini bisa menghasilkan strategi penghematan biaya untuk tiga bulan ke depan.
Melihat hal ini, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Aptiliony menilai saham LPKR masih cenderung kurang menarik karena porsi pendapatan berulang atau recurring incomenya cukup besar. Apalagi, minggu ini mulai diberlakukan pengurangan jam operasional mal-mal.