Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Ketertarikan investor asing untuk bekerja sama dengan pengembang properti PT Bukit Sentul City Tbk (BKSL) menjadi cerminan yang positif untuk menaikkan potensi harga jual lahan di area Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Thendra Crisnanda, analis BNI Securities menilai, BKSL memiliki cadangan lahan (land bank) yang terluas dibandingkan emiten lainnya. BKSL diperkirakan memiliki lahan seluas 13.000 hektare (ha) yang bisa menjadi potensi besar bagi perusahaan.
"Namun yang perlu dicermati adalah bagaimana BKSL memonetisasi atau menjual aset mereka tersebut," tandasnya kepada KONTAN, Selasa (11/3).
Memang strategi kerja sama dengan beberapa pihak asing akan mendorong nilai valuasi BKSL. Thendra bilang, saat ini harga jual tanah BKSL berkisar Rp 6 juta - 8 juta per meter persegi.
"Jika realisasi untuk pembangunan mal atau kawasan industri itu terwujud, akan mengejar harga tanah emiten lainnya seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Alam Sutera Tbk (ASRI)," jelasnya.
Ia memperkirakan, potensi kenaikan harga penjualan tanah di BKSL bisa mencapai Rp 10 juta per meter persegi. Artinya, ada potensi pertumbuhan 43% dari harga jual rata-rata tanah di BKSL Rp 7 juta per meter persegi.
Tak hanya itu, jika terealisasi, proyek pengembangan dengan investor asing, akan membuka akses BKSL sebagai emiten properti yang prestisius, dan mampu berjajaran dengan emiten properti seperti BSDE dan ASRI.
Adapun, Thendra masih merekomendasikan investor di posisi HOLD untuk saham BKSL dengan target harga Rp 210 per saham. Hari ini (11/3), BKSL ditutup menguat 9,36% menjadi Rp 187 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News