Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
20. MNCN (1,55)
21. MYOR (1,75)
22. PTBA (1,72)
23. PWON (1,4)
24. RALS (1,55)
25. SCMA (1,75)
26. SIDO (2,18)
27. SMSM (1,96)
28. TLKM (1,38)
29. UNTR (1,47)
30. UNVR (1,44)
Menanggapi hal ini, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan bahwa indeks baru memang bisa dijadikan acuan bagi investor dalam berinvestasi.
Akan tetapi, hal tersebut tergantung pada tujuan investasi tiap-tiap investor, serta pandangan investor terhadap profil risiko terhadap indeks. Dalam artian, seberapa dalam IDXQ30 akan jatuh ketika IHSG sebagai indeks utamanya tertekan.
Baca Juga: Wall Street menguat jelang pengumuman rapat The Fed
Semakin sedikit konstituen suatu indeks, risiko tertekan akan lebih dalam ketika IHSG melemah. Di sisi lain ketika IHSG tengah menguat, indeks berpotensi naik lebih tinggi.
" Tetapi kalau investasikan tetap concern utama di risikonya ya," jelas Wawan ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (29/7).
Lebih lanjut ia menjelaskan, saham-saham yang masuk menjadi konstituen IDXQ30 tidak serta merta akan mendapat sentimen postif. Menurutnya, pelaku pasar masih akan melihat kinerja indeks terlebih dahulu.
Jika tercatat baik dan bisa dipercaya menjadi acuan, maka permintaan terhadap saham-saham tersebut baru akan meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News