Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Dampak ke Harga Saham
Meski secara kinerja keuangan cemerlang, tapi Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto mengingatkan bahwa capaian kinerja emiten tidak selalu sejalan dengan pergerakan harga sahamnya. Fundamental emiten memang menjadi faktor penting, namun itu bukan menjadi satu-satunya katalis yang menggerakkan harga saham.
Terutama untuk pilihan investasi jangka pendek-menengah, pelaku pasar juga mempertimbangkan momentum teknikal, sentimen sektoral, posisi net buy atau sell dari investor asing, hingga aksi korporasi.
"Bisa karena valuasi atau memang belum disadari, jadi investor belum berminat. Secara umum itu hanya masalah minat pasar saja," terang William.
Baca Juga: Setelah Harga Rontok, Inilah Saham Blue Chip Layak Koleksi Awal Juni 2024
Sukarno menambahkan, tren pergerakan harga saham tidak banyak berubah setelah rilis kinerja bisa jadi karena investor sudah mengantisipasi, sehingga ter-priced in. Dia mencontohkan PSAB yang sudah melejit di awal tahun 2024.
Kemudian, ada yang pergerakan sahamnya lebih sensitif terhada sentimen harga komoditas seperti MBMA dan FIRE. Lalu untuk EMTK, secara sektoral saham teknologi tampak belum kembali menarik di mata investor.
Sementara Reza menyoroti bahwa kemenarikan saham juga terletak dalam likuiditasnya di pasar. Di antara emiten yang membalikkan rugi menjadi laba di kuartal I-2024, Reza melirik saham MBMA, EMTK dan PSAB, dengan target harga masing-masing di Rp 675, Rp 450 dan Rp 170.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham AMMN, BRIS, INCO dan ACES untuk Rabu (12/6)
Emil menilai EMTK bisa menjadi pilihan investasi yang menarik. Kemudian untuk swing trading, Emil memilih saham MBMA dengan target harga pada resistance Rp 720.
William juga menjagokan saham MBMA. Begitu juga dengan Sukarno yang menyematkan rekomendasi trading buy MBMA mencermati support Rp 580 dan target harga di Rp 660 - Rp 685 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News