kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini reksadana bagi pencari likuiditas tinggi


Senin, 13 November 2017 / 21:40 WIB
Ini reksadana bagi pencari likuiditas tinggi


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengincar likuiditas tinggi, reksadana Ashmore Dana Pasar Uang Nusantara yang dikeluarkan Ashmore Asset Management fokus pada aset di deposito. Tujuan investasi ini adalah memberikan pengembalian investasi dan tingkat likuiditas yang lebih tinggi.

Anil Kumar, analis fixed income Ashmore Asset Management mengatakan, isi portofolio reksadana Ashmore Dana Pasar Uang Nusantara sebesar 80% masuk di deposito berjenis on call maupun berjangka satu bulan. Sementara, 20% dana kelolaan Anil lebih memilih untuk memasukkan ke obligasi korporasi. Per Oktober 2017 berdasarkan data fund fact sheet obligasi korporasi yang dikoleksi reksadana ini berasal dari obligasi Bank Rakyat Indonesia.

Anil lebih memilih obligasi korporasi daripada obligasi pemerintah karena ingin mencari likuiditas tinggi dan imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito dengan risiko yang kecil. "Maka, obligasi korporasi dengan rating bagus, ditambah dengan deposito itu adalah strategi terbaik sementara ini," kata Anil, Senin (13/11).

Reksadana ini mengincar baik investor ritel maupun institusi. "Yang ingin likuiditas cepat tapi ingin return serupa atau lebih tinggi dari deposito, ya ini fund-nya mau ritel maupun institusi dua-duanya bisa," kata Anil.

Research & Investment Analyst Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, secara kinerja year-to-date reksadana ini mencatatkan return 2,25%. Kinerja tersebut jauh di bawah rata-rata kinerja reksadana pasar uang yang pada periode sama sebesar 3,88%.

Menurut Wawan, penyebab kinerja reksadana ini kurang optimal karena manajer investasi (MI) fokus dalam menjaga likuiditas. "MI akan cari instrumen yang paling likuid dan yang penting tidak rugi dan tidak sulit dijual dan reksaana ini cocok bagi investor yang butuh likuiditas cepat," kata Wawan.

Oleh karena itu, volatilitas dana kelolaan reksadana ini pun tinggi. Wawan mencatat per Oktober 2017 dana kelolaan reksadana ini sebesar Rp 53,5 miliar, sementara di akhir tahun 2016 sempat mencapai Rp 98 miliar. Pada Januari 2017, dana kelolaan produk ini sempat turun menjadi Rp 30 miliar dan naik tinggi di September 2017 sebesar Rp 116 miliar. "Naik turunnya dana kelolaan membuat fund manager lebih terbatas utnuk menempatkan dana pada obligasi," kata Wawan.

Anil mengatakan di 2018 portofolio reksadana ini mungkin berubah lebih banyak menempatkan dana kelolaan di obliagsi korporasi. "Dana kelolaan keluar masuknya cepat, kami mau investasi di obligasi korporasi jadi sulit, tapi bila kedepan dana kelolaan keluar masuknya tidak dalam jumlah besar maka pelan-pelan kami akan naikkan porsi pada obligasi korporasinya," kata Anil.

Wawan mengatakan, prospek rekadana pasar uang kedepan relatif bagus. "Tahun depan masih bisa berkembang, selama deposito rendah, pasar uang akan menarik," kata Wawan. Rata-rata kinerja reksadana pasar uang tahun 2018 sebesar 4%-5%.

Reksadana ini menetapkan minimum pembelian awal sebesar Rp 200.000. Sedangkan minimum pembelian selanjutnya dan penjualan kembali dipatok Rp 100.000.

Tak ada biaya pembelian dan penjualan kembali pada reksadana ini. Sementara jasa MI dipatok maksimal 1% per tahun dan biaya bank kustodian sebesar 0,25% per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×